Menjadi orang nomor satu di Turki, Ataturk mulai berupaya untuk memodernisasi negaranya.
Pemerintahannya mulai menganalisis sejumlah negara Barat.
Di antaranya Perancis, Swedia, maupun Italia, dan mengadopsi nilai maupun sistem mereka sesuai dengan kebutuhkan serta karakteristik bangsa Turki.
Dikenal sebagai pemimpin militer yang efisien, dia mengubah Turki menjadi negara yang modern, demokratis, serta sekuler.
Sebagai bagian dari sekulerisasi, dia menjauhkan pemerintahan dari agama, mengganti huruf Arab dengan huruf Latin.
Kemudian dia juga memperkenalkan kalender Gregorian, dan mendesak warganya supaya mengenakan busana layaknya orang Barat.
Di bidang sosial-ekonomi, dia melakukan industrialisasi dengan mendirikan pabrik negara serta jaringan kereta di seluruh wilayah.
Kemudian dia memperkenalkan undang-undang tentang persamaan gender, menghapus hukum hijab bagi perempuan, dan memberikan mereka hak politik.
Tidak semua reformasi yang dilakukan Ataturk berhasil.
Kebijakannya soal sekulerisasi dianggap sebagai hal yang kontroversial.
Pada 3 Maret 1924, Turki Usmani itu, salah satu kekhalifahan Sunni Islam tertua dan terbesar, resmi dinyatakan bubar karena tuntutan-tuntutan Ataturk pada parlemen dan menggantinya dengan rancangannya sendiri.
4. Kematian
Di 1937, Ataturk mulai mengalamin penurunan kesehatan.
Awal 1938 saat berada dalam perjalanan ke Yalova, dia menderita penyakit serius.
Dia kembali ke Istanbul untuk menjalani perawatan, di mana dokter menjelaskan bahwa Ataturk menderita sirosis di livernya.
Selama perawata, dia mencoba untuk beraktivitas seperti biasa.
Namun, dia meninggal di usia 57 tahun pada 10 November 1938 di Istana Dolmabahce.
Baca Juga: Dilakukan pada Bulan Puasa, Serbuan Militer Mesir Operation Badr Sempat Bikin Israel Kocar-kacir
Dia dimakamkan di Museum Etnografi Ankara.
Di 10 November 1953, 15 tahun setelah kematiannya, dia dipindahkan sarkofagus seberat 42 ton.
Sarkofagus tersebut berada di mausoleum Anitkabir yang berada di Ankara.
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR