Kemudian ia membahas tentang dua hari raya dalam agama Islam yang mesti dimuliakan, yaitu Idul Fitri dan Idul Kurban.
Presiden menekankan apa yang semestinya dilakukan pada hari raya tersebut.
“Saudara-saudara, bahwa meskipun Hari Id, baik Idul Fitri maupun Idul Kurban, adalah hari yang dimuliakan, menurut saya tidak ada satu kalimat bahkan tidak ada satu kata di dalam kitab Quran bahwa di kedua hari ini, baik Idul Fitri maupun Idul Kurban, harus nganggur,” kata Soekarno.
Rupanya, itu menjadi pembuka Bung Karno untuk membakar semangat rakyat Indonesia untuk terus berjuang mempertahankan Indonesia dari kekuatan asing.
Saat itu, Indonesia tengah kembali berkonflik dengan Belanda, yaitu terkait status wilayah Irian Barat yang masih menggantung pasca hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) diteken pemerintah Indonesia dan Belanda.
KMB yang dilakukan sebagai upaya menyelesaikan konflik Indonesia-Belanda (1945-1949), menyisakan pembahasan Irian Barat yang menurut hasil konferensi tersebut akan dilakukan satu satuh setelah KMB ditandatangani.
Namun, Belanda tak kunjung menepatinya, bahkan menolak menyerahkan Irian Barat ke Indonesia.
Upaya diplomasi bilateral dan multilateral yang dilakukan pemerintah Indonesia juga tak menunjukkan hasil.
Hingga pada Pada 1961, Presiden Soekarno mengeluarkan Tiga Komando Rakyat atau dikenal sebagai Trikora.
Isinnya yaitu: 1) Gagalkan pembentukan negara Papua, 2) Kibarkan bendera Merah Putih di Irian Barat, dan 3) Bersiap untuk mobilisasi umum untuk mempertahankan kemerdekaan dam kesatuan tanah air dan bangsa.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR