Tokoh kunci lain adalah David Barnett.
Dia ditempatkan di Surabaya antara tahun 1967 dan 1970.
Namun, dia kemudian dipenjara selama 18 tahun karena menjual hasil rincian Operasi Habrink, salah satu operasi penyamaran paling sukses yang pernah dilakukan terhadap Rusia.
Dia juga mengekspos Vermeulen dan 29 operator lokal ke KGB untuk membayar hutangnya sebesar $ 92.000 kepada pengusaha Indonesia.
Habrink tidak terbatas pada SA-2, yang memungkinkan AS untuk menghentikan frekuensi radio yang digunakan untuk mengarahkan rudal ke targetnya.
Seiring waktu, CIA juga memperoleh desain kapal selam kelas Whiskey, battlecruiser kelas Sverdlov, rudal anti-kapal SSN-2 Styx dan pembom Tu-16 Badger, yang semuanya telah dipasok ke Indonesia sebagai bagian kesepakatan dengan Moskow pada 1960-an.
Meskipun kontrol atas senjata-senjata ini sangat ketat di pangkalan Soviet, keamanan di negara berkembang masih kurang.
Di Indonesia, aliansi Sukarno yang berkembang dengan PKI mungkin telah menutup mata terhadap kebocoran beberapa rahasia yang dipegang erat itu.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR