Intisari-online.com - Sebagai agen mata-mata rahasia, CIA ternyata pernah memiliki proyek yang tidak manusiawi.
Proyek ini menjadikan anjing seperti robot hidup yang dikendalikan dari jarak jauh.
Menurut 24h.com.vn, pada Senin (29/3/21), dokumen CIA mengatakan, eksperimen kendali ini telah dibuka sejak 2018.
Namun, fakta ini baru saja terungkap, setelah foto hitam putih beredar belakangan ini.
Foto-foto hitam putih, menunjukkan anjing-anjing itu, mengenakan perangkat stimulus di punggung mereka.
Dengan topi pelindung yang dipasang di tengkorak anjing tersebut.
Dokumen yang tidak diklasifikasikan tersebut, menggambarkan tiga anjing yang digunakan sebagai eksperimen disentrum dengan listrik 90 volt.
Seekor anjing bisa disentrum hingga 2.000 kali hingga mereka mulai kejang dan mati.
Ilmuwan di AS saat itu bereksperimen dengan remote control anjing dengan pulsa listrik. Tetapi tidak jelas apakah penelitian itu berhasil atau tidak.
Tujuan khusus dari program penelitian ini adalah untuk menguji kelayakan pengendalian perilaku anjing, di lingkungan terbuka.
"Dengan merangsang otak dari jarak jauh dengan stimulasi listrik," tulis dokumen tersebut.
Menurut dokumen yang tidak diklasifikasikan, Badan Intelijen Pusat AS (CIA) awalnya bereksperimen pada tikus dan monyet.
Sampai akhirnya penelitian difokuskan pada pengujian anjing, yaitu anjing pemburu.
"Para peneliti awalnya mencoba menggunakan topi di kepala anjing," tulis dokumen itu.
"Tetapi kemudian bereksperimen lebih dalam, menggunakan teknik bedah baru yang membenamkan elektroda sepenuhnya ke dalam tengkorak anjing," kata dokumen tersebut.
"Mata bor masuk jauh ke dalam tengkorak untuk membuat penempatan elektroda," tambah dokumen itu.
"Selain membuat tengkorak kasar, peneliti juga mengebor beberapa lubang kecil, tapi tidak menembus tengkorak," jelasnya.
Kabel dihubungkan di bawah kulit ke dua skapula tempat perangkat stimulus dipasang.
Sebagian besar anjing yang digunakan dalam percobaan mati karena beberapa kali sengatan listrik hingga 90 volt.
Untuk pengujian pada spesimen Eureka, para peneliti mengurangi intensitas menjadi 12-15 volt. Di akhir percobaan, Eureka tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan otak.