China Bersiap jadi Sasaran Kemurkaan Seluruh Penduduk Dunia, Para Peneliti Ini Bersiap Mengobrak-abrik Laboratoriumnya untuk Bongkar Asal-usul Virus Corona

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

24 Peneliti Bersiap Mengobrak-abrik Laboratorium China
24 Peneliti Bersiap Mengobrak-abrik Laboratorium China

Intisari-Online.com -Diketahui sebelumnya bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah melakukan studi gabungan ke China.

Hal itu dilakukan untuk mengetauhi asal muasal Covid-19 yang kini menjadi pandemi dunia.

Namun, studi tersebuttidak memberikan jawaban yang kredibel tentang bagaimana pandemi dimulai.

Sekelompok ilmuwan internasional mendesak pada hari Rabu, untuk dilakukan penyelidikan yang lebih ketat soal asal usul pandemi, dengan atau tanpa keterlibatan Beijing.

Baca Juga: Temui 'Juba' Penembak Jitu yang Legendaris Paling Mematikan di Irak, Keterampilan Mautnya Seperti 'Mustafa' pada 'American Sniper,' Siapakah Dia Sebenarnya?

Melansir Reuters, studi bersama, yang dirilis minggu lalu, mengatakan rute penularan yang paling mungkin untuk SARS-CoV-2, melibatkan kelelawar dan satwa liar lainnya di China dan Asia Tenggara, kecuali mengesampingkan kemungkinan bocor dari laboratorium.

Dalam surat terbukanya, 24 ilmuwan dan peneliti dari Eropa, Amerika Serikat, Australia dan Jepang mengatakan hasil studi itu tercemar oleh politik.

"Titik awal mereka adalah, mari kita berkompromi sebanyak yang diperlukan untuk mendapatkan kerja sama minimal dari China," kata Jamie Metzl, rekan senior di wadah pemikir Dewan Atlantik, yang merancang surat itu, seperti yang dikutip Reuters.

Surat itu mengatakan kesimpulan studi itu didasarkan pada penelitian China yang tidak dipublikasikan, sementara catatan kritis dan sampel biologis "tetap tidak dapat diakses".

Baca Juga: Wajah Pongahnya Sirna Seketika Kala Curhat Soal Ketidakbecusannya Mengurus Negara, Kim Jong-un Harus Bersiap Mencium Kaki Joe Biden, Lihat Saja Isi Pidatonya Ini

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanon Ghebreyesus mengatakan pada pekan lalu bahwa China telah menyembunyikan data.

Liang Wannian, pakar Covid-19 senior China, membantah hal ini.

Tampaknya, dia mengesampingkan penyelidikan bersama lebih lanjut di China, dengan mengatakan bahwa fokus harus dialihkan ke negara lain.

Metzl mengatakan dunia mungkin harus kembali ke Rencana B dan melakukan penyelidikan dengan cara yang paling sistematis tanpa keterlibatan China.

Baca Juga: Drone China Berputar-putar Dekat Wilayahnya, Taiwan Siap Tembak Jatuh Drone Itu Jika Sejengkal Saja Berani Masuki Wilayahnya

China telah menolak tuduhan bahwa SARS-CoV-2 bocor dari laboratorium penelitian di Wuhan, kota tempat Covid-19 pertama kali diidentifikasi.

Reuters memberitakan, studi gabungan China-WHO mengatakan kebocoran laboratorium sangat tidak mungkin, dengan mengatakan "tidak ada catatan" bahwa laboratorium mana pun telah menyimpan virus terkait SARS-CoV-2.

Tedros mengatakan lebih banyak penelitian diperlukan untuk mencapai kesimpulan yang lebih kuat.

Metzl mengatakan, China harus mengungkapkan informasi yang akan memungkinkan hipotesis laboratorium disangkal.

Baca Juga: Hanya Karena Membeli Air Minum di Toko di Atas Pukul 18.00, Pria Ini Dihukum Squat 300 Kali hingga Meninggal 2 Hari Kemudian

"China memiliki database tentang virus yang tidak dipublikasikan ... ada catatan lab dari pekerjaan yang sedang dilakukan," katanya,

"Ada banyak jenis ilmuwan yang benar-benar melakukan pekerjaan itu dan kami tidak memiliki akses ke salah satu dari sumber daya itu, atau salah satu dari orang-orang itu."

China telah menyatakan keprihatinan bahwa penyelidikan apa pun akan 'dipolitisasi' dan mengatakan pihaknya akan bekerja sama apabila memang disalahkan atas pandemi tersebut.

Baca Juga: Hanya Karena Membeli Air Minum di Toko di Atas Pukul 18.00, Pria Ini Dihukum Squat 300 Kali hingga Meninggal 2 Hari Kemudian

(*)

Artikel Terkait