Dikira Cari Mati Ajak Anaknya Berdiri di Tengah Rel Saat Kereta Melaju Tepat di Depannya, Tak Disangka Aksi Ayah dan Anak Ini Justru Membuat Banyak Orang Terkagum-Kagum

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Swapan dan putrinya berdiri di tengah rel dikira hendak bunuh diri.
Swapan dan putrinya berdiri di tengah rel dikira hendak bunuh diri.

Intisari-online.com - Mungkin semua orang akan mencibir ayah dan anak ini ketika keduanya berdiri di tengah rel saat ada kereta melaju di depannya.

Meski demikian, rupanya ada fakta mengejutkan di balik aksi ayah dan anak ini.

Melansir Times of India, pada Sabtu (3/4/21), aksi nekat ini dilakukan oleh Swapan Debbarma, penduduk desa Tripura, India.

Swapan dan keluarganya adalah keluarga miskin, dengan keluarga terdiri dari orang tua, istri, dan 3 anaknya.

Baca Juga: Tewaskan 51 Orang, Korban Selamat Beberkan Momen Mengerikan Saat Kecelakaan Kereta Taiwan Terjadi

Mereka menjalani kehidupan dengan tinggal di sebuah rumah yang digambarkan sebagai gubuk yang kecil.

Bagian dalam rumahnya seperti tenda sangat samar, dengan hanya ada beberapa selimut, panci serta wajan untuk memasak.

Digambarkan keluarga Swapan sangat miskin sehingga dia hanya sampai kelas 4 sd, dan tidak melanjutkan pendidikannya.

Keluarga Swapan mencari nafkah dengan pergi ke hutan mencari kayu bakar, dan menjualnya di toko-toko setempat.

Baca Juga: Inilah Kisah 2.000 Wanita Simpanan Kim Jong-Un, Siapa Sangka Ada Kualifikasi Khusus Untuk Menjadi Penghibur Sang Diktator, Konon Gajinya Mencapai Rp30-160 Juta

Jumlah uang yang dihasilkannya pun cukup sedikit dan hampir setiap hari makan dengan makanan alakadarnya.

"Kalau tidak ada beras, kami hanya punya garam dan minyak," kata Swapan.

Namun, suatu ketika Swapan dan putrinua pernah membuat heboh ketika ia bersama putrinya mendadak berdiri di tengah rel saat ada kereta melaju di depannya.

Awalnya dikira sedang cari mati, tetapi ternyata aksi Swapan ini justru menyelamatkan banyak orang dan dianggap sebagai pahlawan.

Pada tanggal 15 Juni 2018, Swapan dan putrinya yang berusia 9 tahun, Sumati, pergi ke hutan dekat rumahnya untuk memetik rebung.

Saat melewati area perbukitan Atharamura, keduanya menemukan bahwa tempat tersebut telah mengalami tanah longsor karena hujan lebat yang terus menerus pada hari sebelumnya.

Sehingga jalan setapak menjadi sulit dilewati, ayah dan anak itu harus tetap dekat dengan rel kereta api agar bisa lewat.

Baca Juga: Pertama Melesat sebelum Olimpiade Tokyo 1964 Dimulai, Ini yang Terjadi di Hari Bersejarah Ketika Kereta Api Supercepat Pertama di Dunia Diluncurkan

Pada titik ini, Pak Swapan memperhatikan bahwa bagian dari rel dibelokkan oleh hujan lebat, kereta api yang lewat di sini tanpa disadari akan terjun ke air di bawah.

Tidak tahu apakah dia bisa menemukan inspektur kereta api untuk memberi tahu situasi ini.

Swapan dan putrinya tinggal di sana dan menunggu bersama.

Sekitar 2 jam kemudian, melihat kereta mendekat, ayah dan putranya Swapan segera berdiri dan melambai untuk menarik perhatian dan memberi isyarat ke kereta.

Melihat keretanya terus melaju, Swapan menarik putrinya untuk berdiri di tengah rel kereta sambil memegang baju yang ia lepas dan melambai dengan penuh semangat.

Masinis kereta akhirnya melihat ayah dan anak itu, Swapan berhasil menghentikan kereta beberapa meter jauhnya.

Setelah mengetahui apa yang menyebabkan Swapan melakukan hal tersebut, banyak orang justru kagum dan tersentuh.

Ternyata mereka sedang menyelamatkan kereta tersebut.
Ternyata mereka sedang menyelamatkan kereta tersebut.

Baca Juga: 800-an Kereta Beroperasi Setiap Hari, Ini Fakta-fakta Kereta Api Supercepat Shinkansen Jepang

Kebaikan, ketekunan, dan pengambilan risiko Swapan telah menyelamatkan nyawa 2.000 orang di kereta hari itu.

Ketika ditanya mengapa dia melakukan itu, Pak Swapan berkata, "Ayah saya tahu bahwa jika kereta lewat dan melihatnya, pasti akan berhenti. Jika kita bisa menyelamatkan ribuan nyawa yang berharga, itu sepadan dengan risikonya."

Video kejadian tersebut kemudian dibagikan secara online, membantu Swapan menjadi terkenal, menerima banyak pujian dari semua orang.

Keluarganya kemudian menerima banyak hadiah serta uang tunai dari dermawan lokal dan penumpang di kereta lain.

Swapan juga diberi kesempatan untuk bekerja di sebuah perusahaan kereta api.

Putrinya juga disponsori untuk biaya sekolah, dan kini kehidupan ekonomi keluarga Swapan pun jauh lebih baik daripada sebelumnya.

Artikel Terkait