Intisari-Online.com - Melihat perbandingan kekuatan militer China dan Taiwan, mudah ditebak jika kekuatan Taiwan berada di bawah China.
Menurut Global Firepower 2021, saat ini total kekuatan militer China masih bertahan di peringkat ke-3 di dunia, sementara Taiwan di peringkat ke-22.
Meski peringkatnya masih jauh di bawah China, namun Taiwan menunjukkan peningkatan dari sebelumnya di mana ia berada di peringkat ke-26.
Kini, tercatat bahwa Taiwan memiliki Power Index sebesar 0.4154 dari 0.0000 yang dianggap sempurna.
Taiwan juga menunjukkan panah hijau, yang artinya perbandingan tahun ke tahun kekuatan militer negara ini mengalami tren naik.
Dari jumlah personel militer aktif, China masih belum terkalahkan dengan sebanyak 2.185.000 personel aktifnya. Ini ditambah dengan kekuatan cadangan sebanyak 510.000 personel.
Sedangkan personel militer aktif milik Taiwan bahkan lebih sedikit dari tentara cadangan China, yaitu hanya sebanyak 165.000 personel. Meski Taiwan juga tercatat memiliki kekuatan cadangan sebanyak 1.655.000 personel.
Untuk keuangannya, China pun masih menjadi militer terkaya dengan perkiraan anggaran pertahanan sebesar 178,2 miliar dolar AS. Sedangkan Taiwan mengalokasikan sebesar 13 miliar dolar AS. Bagaimana perbandingan di masing-masing sektor?
Di sektor udara, China memiliki 1.200 pesawat tempur, terbanyak di dunia setelah AS.
Kemudian 371 pesawat serangan khusus, 264 pesawat transport, 115 pesawat misi khusus, 902 helikopter, 3 armada tanker, 327 helikopter serang, dan 405 pesawat latihan.
Sedangkan Taiwan memiliki 288 pesawat tempur, 19 pesawat transport, 19 pesawat misi khusus, 208 helikopter, 91 helikopter serang, dan 205 pesawat latihan.
Di darat, China juga menjadi pemilik kendaraan lapis baja terbanyak kedua setelah AS, dengan 35.000 kendaraan lapis baja.
Selain itu, ada 3.205 tank, 1.970 artileri self-propelled, 1.234 artileri derek, dan 2.250 proyektor roket.
Sedangkan Taiwan memiliki 8.750 kendaraan lapis baja, 1.160 tank, 257 artileri self-propelled, 1.160 artileri derek, dan 115 proyektor roket.
Di tengah klaimnya yang kontroversial atas Laut China Selatan, Negeri Tirai Bambu memang disebut terus meningkatkan kekuatan lautnya.
Kini, China merupakan pemilik kekuatan laut nomor satu di dunia dengan total aset 777 unit.
Armada tempur yang dimiliki China antara lain 2 kapal induk, 50 kapal perusak, 79 kapal selam, 46 fregat, 72 korvet, 36 mine warfare, dan 123 kapal patroli.
Sedangkan total aset naval Taiwan sebanyak 117 unit, di mana militer negara ini tidak memiliki kapal induk.
Lainnya adalah 4 kapal perusak, 4 kapal selam, 22 fregat, 1 korvet, 10 mine warfare, dan 43 kapal patroli.
Itulah perbandingan kekuatan militer China dan Taiwan saat ini, dua kekuatan yang terus memelihara ketegangan.
Strategi Taiwan Hadapi China yang Rusuh ke Zona Pertahanan Udaranya
Terbaru, China mengirim sepuluh pesawat militer ke zona pertahanan udara Taiwan (ADIZ).
Itu bukan pertama kalinya. China memang terus menunjukkan keagresifannya di tengah kekhawatiran dunia bahwa ia akan segera menginvasi Taiwan.
Mengutip taiwannews.com, sejak September lalu, Beijing telah meningkatkan taktik zona abu-abunya dengan secara teratur mengirim pesawat ke ADIZ Taiwan, dengan sebagian besar kejadian terjadi di sudut barat daya zona tersebut dan biasanya terdiri dari satu hingga tiga pesawat turboprop yang terbang lambat.
Sementara itu, sebanyak 10 pesawat militer China yang terbang ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan pada Senin (29 Maret) kemarin, menandai serangan ke-17 bulan ini.
Taiwan tak tinggal diam. Sebagai tanggapan, ia mengacak pesawat, mengeluarkan peringatan radio, dan mengerahkan sistem rudal pertahanan udara untuk melacak pesawat PLAAF, menurutlaporan taiwannews.com.
Gangguan itu terjadi pada hari yang sama ketika Angkatan Udara Taiwan mengumumkan tidak akan lagi mengacak pesawat setiap kali pesawat militer China terbang ke ADIZ.
Wakil Menteri Pertahanan Nasional Chang Che-ping mengatakan kepada legislatif bahwa strategi awal Taiwan adalah mengirim jet setiap kali pesawat PLAAF memasuki zona tersebut.
Strategi Taiwan menghadapi manuver China itu kemudian diubah untuk mengirim pesawat yang lebih lambat jika China juga melakukannya.
Chang mengatakan strateginya sekarang adalah menggunakan sebagian besar sistem rudal berbasis darat untuk melacak pesawat China.
"Kami sedang mempertimbangkan masalah perang atrisi," katanya seperti dikutip Reuters.
Di saat yang sama, Jepang juga melaporkan serangan China ke zona identifikasi pertahanan udaranya.
Jepang sendiri mencatat sebuah pesawat ASW di dalam zonanya di timur Taiwan.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari