Dalam beberapa menit ia sudah kembali ke lapangan terbang Kota Bharu untuk mengisi ulang senjata.
Ia sudah mempersiapkan serangan mendadak lainnya.
Di awal Desember 1941, laporan mata-mata mengalir ke Komando Timur Jauh milik Angkatan Udara di Singapura menjelaskan kapal-kapal Jepang dan pesawatnya bergerak di Laut China Selatan menuju barat ke Teluk Siam.
Empat squadron RAAF (Nos 1 dan squadron 8 dilengkapi pesawat bom ringan Hudson dan Nos 21 dan squadron 453 dilengkapi dengan jet tempur usang Brewster Buffalo) telah dikirimkan ke lapangan terbang Sembawang di Singapura dari akhir tahun 1940.
Pada Agustus 1941, mengantisipasi kemungkinan serangan Jepang ke Malaya, Squadron 1 telah dipindahkan ke Kota Bharu, dekat dengan perbatasan Thailand.
Awal Desember, Squadron 8 juga dipindah ke semenanjung itu tepatnya ke Kuantan dengan kedua squadron mengambil peran pengintaian.
Pada 6 Desember, tiga pesawat patroli dari Squadron 1 lepas landas dari Kota Bharu.
Segera setelah siang, pesawat Hudson milik Letnan Terbang Jack Ramshaw mengenali kapal angkatan laut Jepang menuju Teluk Siam yang berjarak 400 kilometer di timur laut Kota Bharu.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR