Ungkap Kondisi Mengerikan Kamp Tahanan di Xinjiang dari Cerita Korban, Co-Developer Film Dokumenter 'Reeducated:' 'Suara yang Akan Anda Dengar Sebenarnya Mengengelingi Anda'

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Ilustrasi
Ilustrasi

Intisari-Onlie.com -Media "The New Yorker" baru-baru ini merilis film dokumenter 3D tentang sisi gelap kamp interniran Xinjiang di China.

Ditulis oleh reporter Ben Mauk dan sutradara Sam Wolson, film ini menggunakan teknologi VR (virtual reality) dan menampilkan rekonstruksi Pusat Penahanan Xinjiang, yang juga diduga sebagai tempat penahanan para Uighur.

Dengan teknologi VR 360 derajat, penonton dapat melihat suasana kemah dari berbagai sudut.

Dokumenter berjudul 'Reeducated' ini menggabungkan kesaksian dari tiga mantan tahanan Kazakh selama di kamp tersebut.

Baca Juga: ‘Kami Selamat, Meskipun Telah Mati!’ Kisah Anna Egorova, Srikandi Perang Dunia II dari Uni Soviet yang Dikirim ke Kamp Konsentrasi, Dipukuli dan Dihina dengan Kata-kata Kotor

Ketiga pria itu yakni Erbaqyt Otarbai, Orynbek Koksebek dan Amanzhan Seituly yang bercerita sepanjang film dan diilustrasikan dengan animasi, dilansir Variety.

Penonton disarankan menggunakan headset agar efek suara semakin memberikan pengalaman gelap, bagaimana rasanya masuk ke dalam sel, ruang kelas, dan halaman kamp penahanan.

"Benar-benar mengerikan berada di ruang ini - mengetahui ini adalah ruangannya, ini adalah hal-hal yang ada di dalamnya, dan suara yang akan Anda dengar sebenarnya mengelilingi Anda," kata jurnalis Ben Mauk, co-developer film ini.

"Ini adalah topik di mana Anda ingin orang-orang masuk ke ruang ini yang tidak dapat mereka akses, karena Anda tidak bisa mendapatkan foto atau video yang dapat diandalkan dari kamp-kamp ini."

Baca Juga: Kisah Ivan yang ‘Mengerikan’, Penjaga Kamp Konsentrasi Treblinka yang Terkenal, Siksa Tawanan Tanpa Rasa Sesal, Akhirnya Meninggal Sebagai Orang Tidak Bersalah di Mata Hukum

Penggarapan film ini bermula ketika Mauk bertemu dengan tiga pria itu yang sama-sama ditahan di kamp prefektur Tacheng pada 2017.

Mauk menilai kesaksian ketiganya dapat menguatkan cerita soal kamp tertutup ini satu sama lain.

Mauk, sutradara Sam Wolson, dan Matt Huynh melakukan perjalanan bersama ke Kazakhstan untuk mewawancarai ketiga pria tersebut dan mencoba menemukan detail visual yang tepat sebanyak mungkin.

Butuh setahun bagi Mauk dan tim mengonfirmasi segala detail, mulai dari penempatan TV, kamera CCTV dalam sel, hingga bentuk bangku.

Baca Juga: Kisah Nyata yang Kuat tentang Harapan dan Kelangsungan Hidup, Remaja Ini Gambarkan Apa yang Dia Lihat dalam Kamp Konsentrasi

Data lain seperti citra satelit membantu menginformasikan fitur lain, seperti dimensi halaman luar ruangan.

Mauk, sutradara Sam Wolson, dan Matt Huynh melakukan perjalanan bersama ke Kazakhstan untuk mewawancarai ketiga pria tersebut dan mencoba menemukan detail visual yang tepat sebanyak mungkin.

Butuh setahun bagi Mauk dan tim mengonfirmasi segala detail, mulai dari penempatan TV, kamera CCTV dalam sel, hingga bentuk bangku.

Data lain seperti citra satelit membantu menginformasikan fitur lain, seperti dimensi halaman luar ruangan.

Baca Juga: Menguak Penjara Penghukuman Imigran Australia di Papua Nugini, Satu Alat 'Pengkambinghitaman' Pelanggaran HAM di Negara Tetangga Indonesia Tersebut

"Dan bahkan jika kamu mati, tidak akan ada yang tahu tentang itu," kata penjaga itu, dari kesaksian Otarbai dalam film.

Pada saat itu, Otarbai adalah salah satu dari 1 juta orang Uighur dan etnis minoritas yang secara sistematis ditahan di jaringan kamp interniran China di Xinjiang.

Banyak laporan soal kekejaman yang dilakukan di kamp, ​​tetapi hanya sedikit yang memberikan wawasan tentang kondisi di dalamnya, dikutip dari Foreign Policy.

Dalam 'Reeducated' inilah penonton dapat membayangkan dan merasakan kondisi di dalam kamp menurut cerita mantan tahanan.

Baca Juga: Kamp Kontra-Terorisme, Saat Israel Jadikan Aksi Kekerasannya Terhadap Warga Palestina Sebagai Ajang Atraksi untuk Para Turis

(*)

Artikel Terkait