Intisari-Online.com -Bongkahan emas yang ditemukan di pesisir pantai Desa Tamilo di Kecamatan Amahai di bagian tengah Kabupaten Maluku menyebabkan warga mendulang emas secara berkelompok.
Bahkan ada warga yang berganti pekerjaan.
Kimbo Ode adalah salah satunya. Kimbo rela meninggalkan pekerjaannya sebagai petani untuk mendulang emas.
"Beta (saya) ini seorang petani tapi adanya tambang emasi ini, saya alihkan profesi untuk menambang di sini," kata dia.
Satu orang bisa dapat 10 gram
Sejak butiran emas pertama kali ditemukan di pesisir pantai, aktivitas warga mendulang emas telah memasuki hari ketiga.
Salah seorang warga yang bernama Irfan Pawae menuturkan, rata-rata warga bisa membawa pulang 10 gram emas.
"Sampai hari ketiga ini sudah banyak yang dapat emas. Kalau hitung rata-rata itu satu orang bisa dapat 10 gram," kata dia.
Baca Juga: Begini Ngerinya Tidak Segera Mengeluarkan Duri dari Kulit, Awas!
Dia menambahkan, jika jumlah keseluruhan digabung, total ada cukup banyak emas yang berhasil didapatkan oleh warga.
"Kalau ditanya mau gabung semua, mungkin bisa satu kilo, karena ada juga yang sudah dapat emas berukuran agak besar," tuturnya.
Pemerintah disebut beri izin, asal...
Ahmad, warga lainnya menuturkan, kemunculan butiran-butiran emas itu seolah menjadi berkah di tengah situasi sulit pandemi.
"Kita hanya bisa bersyukur karena di saat corona seperti ini kita diberikan rezeki yang berlimpah dari Allah," katanya.
Pemerintah, kata dia, mengizinkan warga melakukan aktivitas mendulang emas setelah adanya pertemuan dengan camat, polsek dan perwakilan Pemkab Maluku Tengah, Selasa (23/3/2021).
Aktivitas diperbolehkan dengan syarat tetap menjaga lingkungan.
"Intinya kita harus bisa menjaga lingkungan dengan baik," ungkapnya.
Tolak warga luar datang Tak hanya itu, warga desa membuat kesepakatan untuk menolak orang luar datang ke Desa Tamilow.
"Kami menolak kedatangan orang dari luar ke sini, apalagi tujuannya untuk mencari emas," tutur seorang warga Desa Tamilow, Rais Pawae, Rabu (24/3/2021).
Warga menilai, kedatangan orang luar pascatemuan emas di pesisir pantai berpotensi menimbulkan berbagai persoalan, antara lain konflik sosial dan lingkungan.
Rais mencontohkan, kasus yang terjadi di Gunung Botak, Kabupaten Buru, Maluku yang mengalami kerusakan.
Baca Juga: Inilah Ciri-Ciri Investasi Bodong, Jangan Sampai Anda Terkecoh
Sejak tambang emas Gunung Botak beroperasi tahun 2011, banyak korban jiwa berjatuhan lantaran konflik perebutan lahan hingga tertimbun longsor.
Selain itu, ada pula persoalan lingkungan yang terjadi akibat penggunaan sianida dan merkuri yang merusak kawasan itu.
"Saya kasih contoh di (tambang emas) Gunung Botak di Kabupaten Buru itu, karena orang dari mana-mana datang konflik sosial terjadi, mereka bawa bahan kimia, dan coba lihat sekarang di sana rusak semua," kata dia.
(*)