Meskipun tentara telah menyerukan berulang di radio, memperingatkan penduduk untuk tetap di dalam rumah mereka, ribuan orang Portugis tetap terjun mengambil alih jalan, berbaur dengan pemberontak militer dan mendukung mereka.
Salah satu titik poin utama dari pertemuan itu adalah pasar bunga Lisbon, yang kemudian dipenuhi dengan anyelir, yang sedang musimnya.
Beberapa pemberontak militer akan meletakkan bunga-bunga itu di dalam tong senjata mereka, di mana gambarnya ditayangkan di televisi di seluruh dunia.
Meskipun tidak ada demonstrasi massal oleh masyarakat umum sebelum kudeta, keterlibatan sipil yang spontan mengubah kudeta militer menjadi sebuah peristiwa dengan partisipasi rakyat yang tidak terduga.
Diktator Marcello Caetano pun mengungsi di kantor polisi militer utama Lisbon di Largo do Carmo.
Gedung tersebut dikelilingi oleh MFA (angkatan bersenjata), yang menekannya untuk menyerahkan kekuasaan kepada Jenderal Spínola. Kediktatoran pun digulingkan.
Meski terkenal sebagai 'Revolusi Tak Berdarah', namun mengutip theculturetrip.com, banyak orang tidak mengetahui tentang tewasnya empat orang dalam peristiwa tersebut.
Disebut empat korban tewas pada tanggal 25 April 1974. Warga sipil ditembak oleh PIDE (Polisi Pertahanan Internasional dan Negara atau Polícia Internacional e de Defesa do Estado dalam bahasa Portugis), polisi rahasia Estado Novo (Negara Baru).
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?
Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR