Kesempatan untuk mendeklarasikan kemerdekaan itu tak lepas dari Revolusi Anyelir yang terjadi di Portugal.
Revolusi Anyelir sendiri terkenal sebagai 'Revolusi Tak Berdarah'.
Peristiwa yang terjadi pada tanggal 25 April itu juga dengan cepat disebut "Revolusi Bunga", karena para prajurit yang menggulingkan rezim fasis tidak menumpahkan darah dan bunga anyelir dimasukkan ke dalam moncong senapan dan pada seragam tentara.
Melansir cafebabel.com, Ketika itu ada dua sinyal rahasia dalam kudeta.
Pertama ditayangkan (pada 10:55) di radio publik lagu "E Depois do Adeus" oleh Paulo de Carvalho, entri Portugal dalam Kontes Lagu Eurovision 6 April 1974, yang menyiagakan pemberontak kapten dan tentara untuk memulai kudeta.
Berikutnya, pada 25 April 1974 pukul 12:20 pagi, Rádio Renascença menyiarkan "Grândola, Vila Morena", sebuah lagu oleh Zeca Afonso, seorang penyanyi-penulis lagu rakyat dan politik berpengaruh yang diasingkan di Prancis pada saat itu.
Itu adalah sinyal yang diberikan oleh Gerakan Angkatan Bersenjata untuk mengambil alih titik-titik strategis kekuasaan di negara itu.
Juga untuk "mengumumkan" bahwa revolusi telah dimulai dan tidak ada yang dapat menghentikannya kecuali kemungkinan represi rezim.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR