Pria kelahiran Kepulauan Kabupaten Sangihe, Sulawesi Utara tahun 1992 itu lantas mengucapkan terimakasih kepada Jenderal TNI Andika Perkasa yang membantunya mengubah identitas diri.
"Selama 28 tahun saya menjalani status sebagai wanita dan saya bersyukur banget saya bisa lewati itu. Terutama juga saya berterima kasih kepada Bapak KSAD dan Ibu dan semua jajaran dokter," ujar Aprilia di Markas Besar TNI Angkatan Darat, Jakarta, Jumat (19/3/2021).
Bagi Aprilio, ini adalah momen terindah dalam hidup. Sembari menangis, dia mengutarakan keinginannya memulai kehidupan baru sebagai seorang laki-laki tulen.
"Mungkin ini momen terindah buat saya. Saya ingin awali hidup saya dengan baru. Saya buka lembaran hidup baru," ujar Aprilio sembari menangis.
"Jangan menangis. Laki-laki engga boleh menangis," tegur Majelis Hakim Nova Loura Sasube.
Mendengar teguran hakim, Aprilio lantas mengusap air matanya.
Di hadapan hakim dan Jenderal Andika, Aprilio mengutarakan keinginannya menjadi seorang lelaki sejati yang bertanggung jawab.
"Maaf Yang Mulia. Saya mungkin, banyak yang ke depan saya harus belajar. Bahkan mungkin ini transisi buat saya. Saya ingin menjadi lelaki sejati dan bisa bertanggung jawab ke depan," kata Aprilio.
Aprilia Santini Manganang menjalani sidang perdata penetapan perubahan nama dan status jenis kelamin. Sidang tersebut digelar oleh Pengadilan Negeri Tondano, Minahasa, Sulawesi, Jumat pagi.
Source | : | Tribunnews.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR