Dikutip dari laman Devex, Kamis (11/3/2021), beberapa pekan kemudian, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengeluarkan pernyataan yang menyebut tanggapan terhadap Covid-19 di Tanzania 'semakin memprihatinkan'.
Ia mendesak agar negara tersebut menerapkan langkah-langkah kesehatan masyarakat dan mempersiapkan program vaksinasi.
Meskipun sebelumnya Presiden Tanzania John Magufuli telah membantah adanya Covid-19 di negara itu, namun pada bulan lalu dirinya mengakui bahwa virus itu menyebar dan meminta warganya untuk memakai masker.
Kendati demikian, ia mengimbau warganya untuk lebih 'memanjatkan' doa dibandingkan menerapkan kebijakan sistem penguncian (lockdown) untuk mengatasi krisis akibat pandemi ini.
Bahkan Magufuli juga memperingatkan warganya agar tidak menggunakan vaksin dan menegaskan bahwa' orang Tanzania' akan digunakan sebagai 'kelinci percobaan'.
Ada spekulasi yang menyebar saat ini bahwa Magufuli sendiri kemungkinan telah didiagnosis positif terinfeksi Covid-19, setelah dua minggu tidak muncul di depan publik.
Fasilitas COVAX yakni skema yang diinisiasi oleh sejumlah organisasi termasuk WHO telah memastikan akses yang adil bagi negara-negara berpendapatan rendah terhadap vaksin Covid-19.
COVAX pun mulai meluncurkan pengiriman dosis vaksin ke benua Afrika.
Namun belum jelas terkait apa yang akan terjadi di negara-negara yang telah lama menolak keberadaan Covid-19 atau mengklaim telah menyelesaikan masalah tersebut.
Source | : | Tribunnews.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR