Intisari-Online.com - Konflik berkepanjangan antara Israel dan Hizbullah agaknya masih akan terus berlangsung.
Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah Naim Qassem menekankan bahwa Hizbullah akan "tetap dalam keadaan pertahanan".
Namun, jika Israel menyerang kolompok Hizbullah di Lebanon, mereka akan membuat Israel 'menerima akibatnya'.
Qassem mengatakan, "Hizbullah dengan jelas menyatakan bahwa mereka tidak berniat memulai perang."
"Israel harus memahami bahwa arena tidak terbuka untuk itu, dan hari ini pertempuran akan dilakukan di dalam entitas Israel."
Sebaliknya, pihak Israel meyakini bahwa Hizbullah akan terus melakukan serangan ke Israel.
Pada Senin lalu, OC (Officer Commanding) Komando Front Depan Israel Mayjen. Uri Gordin memperingatkan tentang serangan roket dan rudal dari Hizbullah.
Melansir The Jerusalem Post, Senin (15/3/2021), Gordin memperingatkan Israel akan berada di bawah serangan 2.000 roket dan rudal setiap hari selama perang masa depan dengan Hizbullah di Lebanon.
Berbicara pada Konferensi B'Sheva di Yerusalem, Gordin mengatakan bahwa sekitar 2.000 roket dan rudal akan ditembakkan ke Israel setiap hari.
Serangan itu akan menantang kemampuan militer dan pertahanan sipil Israel.
"Musuh kita di garis depan yang berbeda perlu tahu bahwa jika diperlukan, kita akan mengaktifkan militer yang kuat yang belum pernah terlihat sebelumnya," kata Gordin.
Dia menambahkan bahwa musuh Israel harus tahu bahwa garis depan rumah Israel tangguh dan telah membuktikan dirinya di masa lalu.
"Mereka tahu bahwa mereka tidak dapat mengalahkan kami di medan perang, jadi mereka mencoba untuk memindahkan perang ke front kedua dan itu adalah rumah kami dan di kota-kota kami," kata jenderal IDF itu.
Israel percaya bahwa Hizbullah memiliki persenjataan sekitar 150.000 roket dan rudal, beberapa di antaranya memiliki kemampuan untuk menyerang di mana saja di dalam negeri.