Intisari-online.com -Konflik Iran-Israel yang selama ini dianggap merupakan konflik dengan ketegangan yang rendah dikhawatirkan sudah jadi konflik yang lebih mematikan.
Spekulasi beredar dari tumpahan minyak misterius yang telah terdampar di sepanjang pantai Israel dan Lebanon selatan beberapa pekan terakhir.
Perkiraan pertama adalah tidak ada kaitan antara dua hal itu.
Namun berbagai informasi mulai bermunculan dan konflik itu pun akhirnya terkait dengan tumpahan minyak tersebut.
Melansir lembaga penelitian geopolitik Lowy Institute, tanda pertama jika Iran dan Israel terlibat dalam konflik angkatan laut asimetris datang dari laporan serangan kapal Israel di Teluk Oman akhir Februari.
Melansir Military.com, Iran menolak tuduhan dari Israel jika Garda Revolusioner Iran menyerang kapal kargo milik Israel di dekat Teluk Oman bulan lalu.
Duta besar Iran untuk PBB dalam surat yang diedarkan Selasa menuduh Israel "berpura-pura menjadi korban untuk menjauhkan perhatian dari aksi meresahkan dan praktik memfitnah di seluruh wilayah."
Ia merespon surat untuk dewan dari Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan.
Erdan menuduh Garda Revolusioner Iran menaruh ledakan ke kapal kargo milik Israel, Helios Ray, di perairan internasional pada 25 Februari.
Kapal itu sedang dalam perjalanan dalam rute dari Arab Saudi ke Singapura.
Namun dua minggu kemudian, perusahaan kapal negara Iran melaporkan serangan yang diterima salah satu kapalnya di timur Mediterania, lepas pantai Suriah.
Spekulasi segera mengikuti jika itu bisa jadi balas dendam Israel ke serangan sebelumnya.
Hal ini diperburuk dengan munculnya laporan Wall Street Journal minggu lalu mengatakan serangan tampaknya bagian dari kampanye Israel terhadap kapal kargo Iran dan kapal tanker minyak selama 18 bulan terakhir yang dilaporkan menargetkan 12 kapal.
Israel telah menarget setidaknya 12 kapal tanker Iran membawa minyak dengan tujuan Suriah sejak 2019 lalu.
Tanker ditarget di Laut Merah, Laut Mediterania dan perairan lain di sekitar Timur Tengah, menurut Wall Street Journal.
Laporan ditambahi dengan Israel telah menggunakan senjata termasuk ranjau air untuk menarget kapal Iran.
Iran telah melanjutkan perdagangan minyaknya dengan Suriah, mengirimkan jutaan barel minyak di tengah sanksi AS terhadap negara itu dan sanksi global terhadap Suriah.
Lantas bisakah tumpahan minyak itu menjadi konsekuensi dari kampanye mematikan Israel terhadap Iran, seperti diperkirakan oleh beberapa media internasional?
Dalam laporan Wall Street Journal, menteri pertahanan Israel Minggu menampik jika Israel mengemban tanggung jawab apapun untuk kerusakan di sepanjang pantai itu.
Namun klaim saling menyalahkan telah tumbuh.
Menteri lingkungan Israel telah menuding Iran, menuduhnya dalam "terorisme lingkungan" meskipun klaim ini tidak mendapatkan dukungan dari kabinet Israel.
Melansir The New Arab, tumpahan minyak bulan lalu digambarkan sebagai salah satu bencana lingkungan terburuk Israel.
Bencana itu mencuci sekitar seribu ton minyak di garis pantai Israel dan setidaknya dua ton di Lebanon selatan.
Operasi pembersihannya bisa memakan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Spekulasi tidak akan berhenti sampai sumber tumpahan itu ditemukan, dan hal itu terbilang sulit.
Kapal Yunani sudah bersih dari tuduhan kemungkinan penyebab tumpahan minyak tersebut.
Perhatian dunia kemungkinan juga akan fokus dalam kerusakan lingkungan itu.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini