Sok-sokan Kecam Situs Nuklir Iran, Israel Ketahuan Bangun Proyek Terbesar di Fasilitas Nuklir Rahasianya

Tatik Ariyani

Penulis

Ilustrasi ledakan nuklir .

Intisari-Online.com -Israel selalu menegaskan tak akan membiarkan Iran mendapat senjata pemusnah massal.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali menegaskan, dirinya tidak akan membiarkan Iran mendapatkan senjata nuklir dan siap melakukan apa saja.

Pernyataan tersebut keluar dari mulut Netanyahu saat menghadiri upacara peringatan untuk Pertempuran Tel Hai tahun 1920, Selasa (22/2).

Dikutip dari Sputnik News, Netanyahu mengatakan, tidak akan menggantungkan harapannya pada kesepakatan dengan rezim ekstremis seperti Iran.

Baca Juga: Ketakutan pada Televisi Berwarna, Israel Pertahankan Siaran Hitam Putih Selama 20 Tahun, Alasannya Sungguh Konyol

"Dengan atau tanpa kesepakatan, kami akan melakukan segala cara agar Iran tidak dipersenjatai dengan senjata nuklir," ungkap Netanyahu.

Habis-habisan kritik Iran, rupanya Israel diam-diam juga punya proyek nuklir.

Israel dikabarkan memulai pembangunan terkait proyek nuklir terbesar dalam beberapa dekade terakhir.

Pembangunan tersebut dilakukan di sebuah fasilitas nuklir rahasia di pusat program senjata atom yang tidak diungkapkan oleh Israel.

Baca Juga: Bikin Rusia 'Ngeces,' Ini 5 Daftar Kemampuan Pertahanan Israel yang Diinginkan Mereka, Sehebat Apa Israel?

Kabar tersebut diwartakan oleh Associated Press pada Kamis (25/2/2021) menurut temuan citra satelit yang telah dianalisis oleh media tersebut.

Associated Press melaporkan, menurut citra satelit itu, ada aktivitas penggalian seukuran lapangan sepak bola di dekat reaktor nuklir tua di Pusat Penelitian Nuklir Shimon Peres Negev di Dimon.

Fasilitas itu telah lama menjadi tempat laboratorium bawah tanah berusia puluhan tahun.

Laboratorium itu memproses kembali batang reaktor bekas untuk mendapatkan plutonium tingkat senjata untuk program bom nuklir Israel.

Kendati demikian, Associated Press belum mengetahi untuk apa pembangunan proyek yang berkaitan dengan nuklir tersebut.

Ketika ditanya Associated Press, pemerintah Israel enggan memberikan jawaban terperinci mengenai proyek tersebut.

Di bawah kebijakan ambiguitas nuklirnya, Israel tidak membenarkan atau menyangkal memiliki senjata nuklir.

Israel sendiri merupakan salah satu di antara empat negara yang tidak pernah bergabung dengan Perjanjian Non-Proliferasi, sebuah perjanjian internasional yang dimaksudkan untuk menghentikan penyebaran senjata nuklir.

Baca Juga: 10 Militer Paling Kuat di Asia 2021, Indonesia di Atas Arab Saudi!

Pembangunan itu dilakukan ketika pemerintahan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, terus mengkritik Iran atas program nuklirnya.

Padahal, program nuklir Iran berada di bawah pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa ( PBB) sedangkan Israel tidak.

Israel juga mendapat kritik internasional di mana para ahli menyerukan agar Israel secara terbuka mengumumkan rincian program nuklirnya.

Direktur eksekutif Asosiasi Pengendalian Senjata yang berbasis di Amerika Serikat, Daryl G Kimball, menyerukan agar Israel terbuka terhadap program nuklirnya.

“Apa yang dilakukan pemerintah Israel di fasilitas senjata nuklir rahasia ini adalah sesuatu yang harus diungkapkan oleh pemerintah Israel," kata Kimball.

Dengan bantuan Perancis, Israel diam-diam mulai membangun situs nuklir tersebut pada akhir 1950-an di gurun dekat Dimona, sebuah kota sekitar 90 kilometer di selatan Yerusalem.

Fasilitas itu merahasiakan tujuan militer selama bertahun-tahun dari AS, yang sekarang sekutu utama Israel. Bahkan, Israel pernah menyebut bahwa fasilitas itu adalah pabrik tekstil.

Dengan adanya fasilitas tersebut, Israel diyakini menjadi salah satu dari sembilan negara di dunia yang memiliki senjata nuklir.

Baca Juga: Lebih Parah dari Kasus Salah Transfer BCA, Bank Ini Malah Lakukan Kesalahan Terbesar dalam Sejarah Perbankan, Jumlahnya Setara Dana Bansos di Indonesia

Mengingat kerahasiaan seputar programnya, masih belum jelas berapa banyak senjata nuklir yang dimiliki Israel.

Analis memperkirakan Israel memiliki bahan untuk setidaknya 80 bom. Senjata-senjata itu kemungkinan besar bisa dikirim dengan rudal balistik darat, jet tempur, atau kapal selam.

Selama beberapa dekade, tata letak fasilitas nuklir di Dimona tetap sama.

Namun, beberapa hari lalu, Panel Internasional tentang Bahan Fissile di Universitas Princeton mencatat, pihaknya melihat konstruksi baru yang signifikan di situs tersebut melalui citra satelit yang tersedia secara komersial.

Kendati demikian, citra satelit tersebut hanya memberikan rincian yang sangat sedikit.

Citra satelit yang diambil pada Senin (22/2/2021) oleh Planet Labs Inc setelah diminta oleh Associated Press memberikan pandangan paling jelas tentang aktivitas tersebut.

Tepat di barat daya reaktor, para pekerja telah menggali lubang sepanjang 150 meter dan lebar 60 meter.

Residu dari penggalian dapat dilihat di sebelah situs. Sebuah parit sepanjang 330 meter membentang di dekat penggalian.

Sekitar 2 kilometer sebelah barat reaktor, kotak-kotak ditumpuk dalam dua lubang persegi panjang yang tampaknya memiliki dasar beton.

Residu dari penggalian dapat dilihat di dekatnya. Bantalan beton serupa sering digunakan untuk mengubur limbah nuklir.

Beberapa waktu yang lalu, majelis umum PBB mendesak Israel untuk meninggalkan kepemilikan senjata nuklir.

Resolusi "Risiko Proliferasi Nuklir di Timur Tengah" memiliki 153 suara pendukung, dan hanya enam negara yang tidak mendukung, dengan 25 abstain.

Amerika Serikat (AS), sekutu Israel, termasuk di antara enam negara yang tidak memberikan suara untuk resolusi tersebut.

Artikel Terkait