Mereka menyimpulkan cedera itu tidak konsisten dengan yang disebabkan oleh senjata anti-huru-hara.
"Jika luka akibat senjata anti huru hara atau peluru tajam, tidak mungkin kepala almarhum dalam kondisi baik," katanya.
"Badan hukum masing-masing sedang menyelidiki penyebab kematiannya dan lebih banyak informasi akan diumumkan pada waktu yang tepat."
Kyal Sin termasuk di antara 38 orang yang tewas pada Rabu (3/3/2021) yang merupakan hari paling berdarah di Myanmar.
Junta Myanmar mengatakan telah mengurangi penggunaan kekuatan, tetapi tidak akan membiarkan protes mengancam stabilitas.
Militer mengklaim pihaknya menggulingkan dan menahan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi setelah komisi pemilihan menolak tuduhan kecurangan dalam pemilihan pada bulan November bahwa partainya menang telak.
Para pengunjuk rasa menolak janji tentara untuk pemilihan baru dan menuntut pembebasan Suu Kyi dan tahanan lainnya.
Teriakan Terakhir
Saat aksi demo, Angel sempat berteriak: "Kami tidak akan lari!"
Source | : | Tribunnews.com |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR