Intisari-Online.com -Pada Minggu kemarin, terjadi ledakan dahsyat di sebuah pangkalan militer di kota terbesar Bata, Guinea Ekuatorial.
Guinea Ekuatorialmerupakannegara di Afrika Tengah.
Yang terbaru, stasiun televisi lokal TVGE mengabarkan sedikitnya 20 orang tewas dalam serangkaian ledakan tersebut, mengutip Reuters (8/3/2021).
Sedangkan ratusan lainnya luka-luka.
Melansir Al Jazeera, Minggu (7/3/2021), dalam keterangannya di televisi nasional, Presiden Teodoro Obiang mengatakan ledakan itu disebabkan kelalaian terkait penggunaan dinamit di pangkalan militer tersebut.
Televisi lokal menayangkan sekelompok orang menarik tubuh dari tumpukan puing.
Beberapa di antaranya yang dievakuasi masih terbungkus seprai.
Ada juga seruan media bagi orang-orang untuk mendonorkan darah karena rumah sakit kewalahan.
Truk pick-up membawa orang-orang yang selamat, banyak di antaranya adalah anak-anak, melaju ke depan rumah sakit setempat.
Di rumah sakit sendiri, beberapa korban terekam tergeletak di lantai.
Di daerah ledakan, atap besimenimpa rumah-rumah yang setengah hancur dan tergeletak di tengah puing-puing.
Hanya satu atau dua dinding yang tersisa dari kebanyakan rumah.
Orang-orang berlarian ke segala arahdengan berteriak.
"Kami mendengar ledakan dan kami melihat asap, tapi kami tidak tahu apa yang terjadi," kata seorang penduduk lokal bernama Teodoro Nguema kepada kantor berita AFP melalui telepon.
Guinea Ekuatorial adalah negara kecil berpenduduk sekitar 1,4 juta.
Mayoritas penduduknya hidup dalam kemiskinan meskipun memiliki cadangan minyak yang kaya.
Putra Obiang, Teodoro Nguema Obiang Mangue, wakil presiden yang bertanggung jawab atas pertahanan dan keamanan, muncul dalam rekaman televisi di tempat kejadian sedang memeriksa kerusakan, ditemani oleh pengawalnya dari Israel, menurut AFP.
Terjemahan: Menyusul ledakan yang terjadi hari ini di kota Bata, warga negara Spanyol disarankan untuk tetap di rumah, kata kedutaan.
Setelah ledakan tersebut, Kedutaan Besar Spanyol di ibu kota, Malabo, meminta warganya untuk tetap di rumah.
“Menyusul perkembangan di Guinea Ekuatorial dengan keprihatinan pasca ledakan di kota Bata,” kata Menteri Luar Negeri Spanyol Arancha Gonzalez Laya di Twitter.
Secara terpisah, Duta Besar Prancis di Guinea Ekuatorial, Brochenin Olivier, menyampaikan “belasungkawa atas bencana yang baru saja terjadi di Bata”.