Sebanyak 20.000 dari hampir 70.000 korban dari kejadian tersebut adalah anak sekolah yang meninggal di gedung sekolah yang runtuh.
Kemudian terbukti bahwa bangunan sekolah tersebut dibangun dengan tergesa-gesa dan berkualitas jelek.
Tidak berhenti di situ, empat tahun kemudian, masalah “proyek tahu” tetap ada.
Pada Juli 2010, kemarahan atas konstruksi yang buruk meletus di daerah yang dilanda gempa bumi Sichuan ketika sebuah bangunan yang dimaksudkan sebagai rumah baru bagi para korban gempa justru runtuh (atau dihancurkan, menurut sumber negara) hanya beberapa minggu sebelum selesai.
Pada November 2010, 53 orang tewas dalam kebakaran gedung apartemen bertingkat tinggi yang disebabkan oleh tukang las yang tak berlisensi.
Dan pada 2012, kecelakaan mobil di Provinsi Jiangsu mengungkapkan bahwa bendungan yang dibangun di atas anak sungai Sungai Yangtze diisi dengan alang-alang, bukan balok baja .
Diyakini, 'Proyek tahu' seperti itu kemungkinan besar akan tetap menjadi masalah kritis karena alasan struktural dan yang sudah ada sebelumnya.
Sebagai permulaan, sebuah proyek sering kali terburu-buru dalam rangka mengejar momen peringatan negara bagian.
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR