Hampir Menyebar ke Seluruh Negara, Ada Penyakit Aneh yang Menyerang Kulit Manusia Muncul di Negara yang Amat Dekat dengan Indonesia Ini

Mentari DP

Editor

Infeksi ulkus Buruli atau tukak Buruli.
Infeksi ulkus Buruli atau tukak Buruli.

Intisari-Online.com - Saat ini, dunia tengah dipusingkan dengan pandemi virus corona (Covid-19).

Kasus virus corona di seluruh dunia pun sudah menembus lebih dari 100 juta kasus.

Dengan jutaan orang meninggal dunia.

Baca Juga: Ini Gejala Penyakit Refluks Gastroesofagus pada Bayi dan Anak-anak

Di tengah situasi dunia yang penuh dengan kekhawatiran, sebuah penyakit aneh baru muncul di sebuah negara dekat Indonesia.

Penyakit apakah itu?

Dilansir daridailystar.co.uk pada Rabu (24/2/2021), penyakit pemakan daging dikhawatirkan menyebar ke seluruh Australia.

Dilaporkan itu adalah infeksi bakter langka yang dikenal dengan namaulkus Buruli atauTukak Buruli.

Baru-baru ini, kasusbaru ulkus Buruli telah diidentifikasi di daerah Essendon, Moonee Ponds dan Brunswick di Melbourne.

Ini merupakan kasus pertama di bagian non-pesisir negara itu.

Baca Juga: Setengah Mati Diburu Prabowo untuk Perkuat Militer Indonesia, Inilah Kehebatan Dassault Rafale, Pesawat Tempur Multiperan Paling Mandiri Seantero Eropa

Sebab, umumnya kasus seperti iniditemukan terutama di daerah tropis, termasuk Afrika Barat dan Australia.

Menurut mereka, infeksi ini disebabkan oleh bakteri yang menghasilkan racun yang memengaruhi sistem kekebalan dan menyebabkan lesi pada kulit.

Tanda tersebut mungkin tampak seperti gigitan serangga dan dapat tumbuh menjadi bisul yang mengerikan.

Namun, risiko infeksi di area di atas masih rendah, NCA Newswire melaporkan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, ”Meskipun organisme penyebab ulkus Buruli adalah bakteri lingkungan. Namun ara penularan ke manusia tidak diketahui."

“Organisme ini menghasilkan racun unik - mycolactone - yang menyebabkan kerusakan pada kulit."

"Diagnosis dan pengobatan dini sangat penting untuk meminimalkan morbiditas, biaya, dan mencegah kecacatan jangka panjang."

Departemen Kesehatan Victoria mengeluarkan pernyataan yang mengatakan diagnosis dini sangat penting untuk mencegah kehilangan kulit dan jaringan.

Sumber penularannya belum diketahui, tetapi bakterinya diisolasi dalam kotoran kuskus lokal.

Penelitian menunjukkan nyamuk juga berperan dalam penularan.

Kabar baiknya, penyakit ini tidak bisa menyebar ke manusia, dan belum ada penyimpangan yang dapat ditularkan oleh posum kepada manusia.

Baca Juga: Lakukan Teror di Banyak Wilayah Sengketa, China Terungkap Telah Nyelonong Puluhan Kali Selama Tahun 2021, Bikin Jepang Waspadadan Gaet Amerika Untuk Lakukan Hal Ini

Infeksi di negara bagian Victoria paling tinggi terjadi pada mereka yang berusia 60 tahun ke atas, tetapi semua orang dari segala usia dapat tertular.

"Ini adalah penyakit pemakan daging," ucapProfesor Tim Stinear, dari Doherty Institute di Melbourne.

"Tetapi penyakit ini bergerak sangat lambat. Kita dapat mengobatinya dan jika kita mendeteksinya lebih awal maka itu bukanlah infeksi yang serius."

"Jikapasien datang dengan gejala gigitan nyamuk kecil tapi bentuknya terlihat aneh, akan ada tes diagnostikuntuk memastikannya."

"Jika Anda diberi antibiotik yang tepat, maka ada hasil klinis yang sangat baik untuk orang-orang."

Ulkus buruli sebelumnya juga telah dilaporkan di negara-negara di Afrika dan Amerika Selatan.

Terakhir, WHO memperingatkan bahwa beberapa infeksi dapat menyebabkan "kerusakan permanen dan cacat jangka panjang.

Sebab, infeksi ini sering dimulai sebagai pembengkakan tanpa rasa sakit di kaki, lengan atau wajah.

Lalu penyakit ini bisa berkembang tanpa rasa sakit atau demam, dan pembengkakan bisa memborok dalam waktu empat minggu.

Baca Juga: Pasok Puluhan Senjata Buat Jaga-jaga Jika China Menyerang, Terkuak Rencana Joe Biden untuk Membantu Taiwan,Sindir Keras Xi Jinping via Telepon

Artikel Terkait