Maka babak baru dalam kehidupannya pun bergulir. Mungkin terdengar klise. Tetapi ia mengaku terpaksa saat memutuskan untuk melangkah ke dunia prostitusi pada awal tahun 1950-an.
Kecantikan Dolly dan kefasihannya berbahasa Belanda membuat banyak laki-laki mencarinya. Dolly dengan mudah menjadi idola. Khususnya bagi para eksptariat yang baru turun dari kapal.
"Aku ini cantik. Tubuhku tinggi-ramping. Banyak lelaki tergila-gila," jelas Dolly.
Dolly biasa meladeni lelaki di Hotel Simpang atau LMS. Dolly mengaku tidak pernah meminta bayaran uang kepada lelaki yang mengencaninya.
"Aku ini pelacur kelas atas. Aku enggak pernah mau dibayar," jelasnya. Kompensasinya adalah: ia hanya mau menerima berbagai barang mahal. Dalam istilah Dolly, "Aku cuma menerima 'kado'."
Banyak lelaki ingin menikahi Dolly. Tetapi permintaan itu ditampiknya. Dolly memilih menjadi single parent.
Alasannya simpel. Ia tak ingin satu-satunya anak lelaki yang ia miliki menerima perlakukan kasar dari ayah tiri.
(Eddy Suhardy, Sumber: Majalah Jakarta Jakarta No 270, 31 Agustus 1991)
KOMENTAR