Intisari-Online.com - Kawasan lokalisasi prostitusi di Surabaya yang dikenal dengan nama Gang Dolly dipastikan akan ditutup pada tanggal 19 Juni mendatang. Keputusan itu ditetapkan berdasarkan sejumlah pertemuan antara Pemprov Jawa Timur dengan Pemkot Surabaya.(Baca juga:Di Balik Gemerlap Dunia Prostitusi, Inilah yang Risma Temukan)"Saya sudah bicara dengan Bu Risma, Gang Dolly dipastikan akan ditutup pada 19 Juni. Jadi sebelum puasa, sudah tidak ada lagi lokasi prostitusi di Surabaya," kata Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, usai penyerahan penghargaan K3 dan Zero Accident di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (23/4/2014).Sambil menunggu tanggal itu, pemerintah akan mengoptimalkan waktu untuk melakukan sejumlah langkah, seperti melatih para pekerja seks komersial (PSK), mucikari, dan pembelian wisma. Soekarwo mengakui, penutupan lokalisasi Dolly memiliki tingkat kesulitan lebih dari upaya penutupan lokalisasi lainnya di Surabaya."Banyak kepentingan pemilik modal yang bermain di sana, tapi itu sudah diselesaikan oleh Bu Risma," tambahnya.Kompleks lokalisasi Dolly pasca-penutupan akan didesain sebagai pusat perekonomian yang lebih besar. Rehabilitasi kawasan Gang Dolly menggunakan konsep khusus yang tidak sama dengan konsep rehabilitasi empat titik lokalisasi yang sudah ditutup, yakni lokalisasi Klakahrejo, Sememi, Morokrembangan, dan Dupak Bangunsari.(Baca juga:Penutupan Lokalisasi Dolly: Mucikari Diberi Pesangon Rp5 Juta)Lokalisasi Gang Dolly ini dihuni 1.080 PSK dan 300 lebih mucikari. Mereka mendiami puluhan wisma sebagai tempat tinggal maupun untuk melayani pelanggan. Sejak tiga tahun terakhir, Pemkot Surabaya melarang adanya PSK baru yang biasa datang usai libur puasa dan hari raya. (Achmad Faizal/ Kompas)