Makin Brutal, Muncul Kabar Militer Myanmar Kerahkan Para Preman untuk Bikin Kerusuhan, Rakyat Makin Panik

Tatik Ariyani

Editor

Para pengunjuk rasa kudeta Myanmar memprotes China yang dianggap jadi dalang kudeta militer 1 Februari
Para pengunjuk rasa kudeta Myanmar memprotes China yang dianggap jadi dalang kudeta militer 1 Februari

Intisari-Online.com-Demo anti- kudeta Myanmar terus memanas belakangan ini.

Massa tetap menuntut pembebasan pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi yang ditahan militer.

Melansir AFP, tentara menembakkan gas air mata lalu menembaki kerumunan yang berkumpul di Myitkyina.

Kendaraan lapis baja juga sempat terlihat lalu-lalang di Yangon pada Minggu sore waktu setempat.

Baca Juga: Ketika Militer Myanmar 'Putus Asa' Tangani Seluruh Masyarakat yang Menentangnya, Cara-cara Tak Bermartabat pun Dilakukan hingga Dikecam PBB

Tak cukup sampai di situ, rakyat Myanmar juga panik dan khawatir setelah muncul kabar bahwa militer mengerahkan para preman untuk menciptakan kerusuhan.

Para preman tersebut diduga bekerja untuk militer dan berencana melakukan pembakaran, perampokan, dan merancuni sumur milik umum sebagaimana dilansir dari Arab News, Sabtu (13/2/2021).

Rakyat Myanmar juga semakin waswas setelah junta militer membebaskan 23.000 tahanan pada Jumat (12/2/2021) melalui amnesti.

Salah satu warga Hlaing di Yangon, Aye Kyu (54) mengatakan bahwa tetangganya berjaga-jaga di wilayah tempat tinggalnya setiap malam.

Baca Juga: Myanmar Dikuasai Diktator Militer, Tidak Hanya Myanmar, Rupanya Sejarah Diktator di ASEAN Sangatlah Kuat Meskipun Demokrasi Menjadi Salah Satu Pilarnya

Mereka mulai meronda sejak Jumat ketika junta membebaskan lebih dari 23.000 tahanan.

"Itu sangat mirip dengan situasi hanya beberapa hari sebelum penumpasan brutal militer terhadap pengunjuk rasa pada 1988," kata Aye kepada Arab News.

Dia menambahkan, kala itu junta militer juga mengerahkan para preman untuk menciptakan kerusuhan dan kekacauan.

“Mereka sekarang membutuhkan alasan untuk menindak kami. Jadi mereka menciptakan situasi kacau dengan membuat orang merasa tidak aman dan merespons dengan panik,” imbuh Aye.

Setiap malam, sekitar 10 pria dewasa berpatroli dan meronda di wilayah tempat tinggalnya untuk melindungi warga dan diri mereka sendiri.

Baca Juga: Tak Sekondang CIA ataupun Mossad, Inilah MSS Badan Intelijen Alias Agen Mata-Mata China yang Keberadaan dan Informasinya Sangat Dirahasiakan

“Kami tidak memiliki siapa-siapa lagi untuk melindungi kami. Polisi dan tentara bertindak layaknya preman bagi kami,” tutur Aye.

Sementara itu, salah satu warga Mingalar Taung Nyunt di Yangon, Ko Phyo, juga mengatakan bahwa para pria di wilayahnya juga menggelar ronda malam.

Ko Phyo mengatakan, penduduk juga mulai mengenakan helm putih untuk memudahkan identifikasi dan membedakan diri dari orang asing.

"Kami akan mengadakan serangkaian pertemuan hari ini dan dalam beberapa hari mendatang untuk membuat patroli lebih sistematis," katanya kepada Arab News, Minggu (14/2/2021).

Junta militer juga menggodok undang-undang yang memberikan kewenangan aparat untuk menahan siapa pun tanpa surat perintah. Selain itu, junta militer juga memerintahkan pasukan untuk memburu "tujuh pembangkang," termasuk Min Ko Naing.

Baca Juga: Inilah Ciri-ciri dan Cara Menghindari Star Syndrome, Penyakit Psikologis Bisa Terjadi pada Siapa Saja

Min Ko Naing merupakan seorang aktivis yang dianggap sebagai orang berpengaruh kedua setelah Aung San Suu Kyi.

Sejak militer mengambil alih kekuasaan di Myanmar, sudah lebih dari 350 orang telah ditangkap.

Di antara orang-orang yang ditangkap tersebut terdapat pejabat, aktivis dan biksu, kantor hak asasi manusia PBB mengatakan pada Jumat.

Artikel Terkait