Intisari-Online.com - Demonstrasi menolak kudeta militer di Myanmar masih terus berjalan.
Masyarakat dari berbagai kalangan, baik sipil maupun pegawai negeri turut serta dalam menentang pendudukan militer.
Semua itu membuat militer Myanmar makin kuwalahan mengatasinya.
Sehingga cara-cara seperti memutus koneksi internet, memadamkan listrik, bahkan mengerahkan kendaraan lapis baja pun dilakukan untuk meredam protes masyarakat.
Melansir Al Jazeera, Minggu (14/2/2021), kendaraan lapis baja telah dikerahkan ke kota-kota Myanmar dan akses internet sebagian besar terputus.
Hal itu dilakukan di tengah kekhawatiran penumpasan terhadap pengunjuk rasa anti-kudeta setelah sembilan hari demonstrasi massa menuntut kembali ke pemerintahan sipil.
Kedutaan besar Barat - dari Uni Eropa, Inggris Raya, Kanada dan 11 negara lainnya - mengeluarkan pernyataan pada Minggu malam yang menyerukan pasukan keamanan untuk "menahan diri dari kekerasan terhadap demonstran dan warga sipil, yang memprotes penggulingan pemerintah sah mereka".
“Kami mendukung rakyat Myanmar dalam pencarian mereka untuk demokrasi, kebebasan, perdamaian dan kemakmuran. Dunia sedang menonton," kata pernyataan itu.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR