Tak Sekondang CIA ataupun Mossad, Inilah MSS Badan Intelijen Alias Agen Mata-Mata China yang Keberadaan dan Informasinya Sangat Dirahasiakan

Afif Khoirul M

Penulis

Namun, China sendiri sangat sendikit menyebutkan tentang badan intelijennya dibandingkan dengan negara-negara lain.

Intisari-online.com - Hampir semua negara besar memiliki badan intelijen, seperti Amerika dengan CIA, Inggris dengan MI6, Indonesia dengan BIN, lalu Israel dengan Mossad.

Namun, pernahkah Anda mendengar tentang MSS, yaitu badan intelijen atau mata-mata pemerintah China.

Sebagai negara terkuat dunia kedua setelah AS, bukan rahasia lagi jika China tentu memiliki agen mata-mata.

Namun, China sendiri sangat sendikit menyebutkan tentang badan intelijennya dibandingkan dengan negara-negara lain.

Baca Juga: Sindikat Mengerikan di China, 70 Warganya Ditangkap Atas Produksi dan Penyelundupan Vaksin Virus Corona Palsu, Raup Keuntungan Hampir 39 Miliar Rupiah

Bahkan banyak yang tidak mengetahui tentang adanya agen mata-mata dari negeri panda tersebut.

Kali ini, seperti yang ditulis oleh media India Amarujala, menjelaskan tentang organisasi rahasia yang bergerak di bawah pemerintah China ini.

Menurut Amarujala, MSS dibentuk cukup lama oleh Departemen Keamanan China, yaitu pada tahun 1983.

Departemen ini bertanggung jawab dalam hal intelijen asing, pengumpulan informasi, pengawasan, dan keamanan nasional, oleh sistem domestik dan asing.

Baca Juga: Perang Dunia III Memang Belum Terjadi namun 'Time' Pernah Prediksi Seperti Inilah Skenario Bakal Terjadinya Perang Dunia III

Badan ini bekerja seperti CIA, FBI, ataupun Mossad di bawah pemerintah China, MSS juga memiliki jaringan atau cabang yang luas di seluruh China.

Shane Wenking saat ini mengepalai MSS. Shen telah bertugas selama dua dekade di Pasukan Keamanan Angkatan Darat di Sichuan, provinsi asalnya.

Sebelum bergabung dengan agen spionase pada tahun 2015, Shen adalah wakil kepala sayap antikorupsi Partai Komunis.

Bersamaan dengan itu, dia juga memantau urusan internal partai selama dua tahun.

Agensi tidak membagikan informasinya. Nama-nama seperti wakil menteri lembaga detektif tidak pernah diungkapkan.

Namun ada beberapa anggota seperti Ma Xian yang namanya dibocokan ke publik, karena dia pernah difitnah atas hubungannya dengan buronan terkenal Guo Wengui.

Sementara Guo Vengui sekarang tinggal di AS, melarikan diri dari China.

Wakil kepala MSS lainnya yang namanya telah diungkapkan adalah Qiu Jin.

Baca Juga: Pantas Saja Covid-19 Tak Kunjung Kelar, China Saja Ogah Bocorkan Data Penting Soal Covid-19 Ini, Apa yang Sebenarnya Ditutupi Oleh China?

Berdasarkan National Intelligence Act yang disahkan pada tahun 2017, MSS memiliki izin untuk melakukan kegiatan spionase baik di dalam maupun luar negeri bersama dengan sistem intelijen lainnya.

MSS memiliki kewenangan luas untuk memantau dan menyelidiki orang atau lembaga asing atau domestik.

MSS juga dapat memerintahkan setiap orang atau lembaga untuk terlibat dalam kegiatan intelijen

Selama bertugas MSSbisa memakan waktu hingga 15 hari pengawasan administratif.

Di bawah Undang-Undang Prosedur Pidana China, MSS dan polisi reguler memiliki hak yang sama untuk menangkap atau menahan orang atas kejahatan yang berkaitan dengan keamanan nasional.

MSS pernah menahan dua warga negara Kanada, mantan diplomat Michael Kovarg dan pengusaha Michael Spowers karena dituduh mengancam keamanan nasional.

Mereka juga biasa mengidentifikasi kejahatan keamanan nasional telah didefinisikan secara luas di China.

Baca Juga: Meski Dulunya Sekutu AS, Filipina Ogah Begitu Saja Terima Tawaran Negaranya Dijadikan Pangkalan Militer AS, Duterte: Kalau Mau Harus Bayar!

Seperti, tuduhan pengkhianatan di China sebagian besar digunakan untuk menargetkan politisi oposisi dan pendukung hak asasi manusia.

Bahkan mereka mampu melarang orang-orang berpengaruh untuk tidak meninggalkan China.

Pada 2018, Sheng Hong, Direktur, Institut Ekonomi Unirul, dilarang meninggalkan negara itukarena dia didugamengancam keamanan nasional.

Padahal,Sheng Hong hanya ingin menghadiri seminar di Harvard University.

Pada 2016, seorang pekerja LSM Swedia Peter Dahlin ditahan oleh MSS selama lebih dari tiga minggu atas tuduhan pengkhianatan.

Dia kemudian dideportasi setelah mengaku bersalah di saluran nasional dan meminta maaf.

Artikel Terkait