Intisari-online.com -Hari ini 10 Februari 2021 adalah hari jadi Iran.
Dalam kesempatan ini, Duta Besar Republik Islam Iran untuk Indonesia Mohammad Azad menyampaikan harapannya.
Ia berharap Iran dan Indonesia dapat terus meningkatkan hubungan bilateral sepanjang abad ke-21 yang sering dianggap sebagai Abad Asia.
"Perayaan 70 tahun hubungan diplomatik Iran dan Indonesia telah usai pada 2020 lalu, tetapi kami berharap 70 tahun mendatang dapat menyaksikan perluasan dan peningkatan hubungan antara kedua negara di berbagai bidang," ujar Azad dalam video Peringatan Hari Nasional I.R.Iran versi Bahasa Indonesia.
"Karena abad ke-21 adalah Abad Asia yang membawa banyak kemajuan dan perkembangan bagi benua ini, ujarnya.
Ia menyebut juga jika Iran dan Indonesia merupakan negara penting di wilayah Asia Barat dan Timur.
Selanjutnya ia mengatakan tentang kedekatan Iran dengan Indonesia yang bersejarah melalui hubungan perdagangan dan budaya.
Bukti berupa 400 lebih kosa kata bahasa Persia yang diserap ke dalam Bahasa Indonesia.
Contoh kosa kata disebutkan oleh Dubes Azad antara lain pahlawan, istana, dewan di bidang pemerintahan, mas, kyai, gusti, sorban dan buraq di bidang keagamaan, saudagar, tajir, nahkoda, bandar, syahbandar, gandum, badam, kurma dan kismis di bidang perdagangan.
Hubungan bilateral Iran dengan Indonesia dimulai sejak 1950, setelah Republik Indonesia resmi berdiri.
Hubungan lalu berlanjut dalam periode lain, yaitu ketika 1979 ketika terbentuk Republik Islam Iran.
"Selama ini meskipun terjadi beragam gejolak internasional, hubungan kedua negara tumbuh dalam berbagai dimensi politik, ekonomi, dan budaya yang berpuncak pada kunjungan Presiden Hassan Rouhani ke Indonesia pada 2015.
"Presiden Joko Widodo sendiri mengunjungi Iran pada 2016 lalu," ujar Azad.
Perayaan Hari Nasional atas kemenangan Revolusi Islam Iran tahun ini Kedutaan Iran di Jakarta tidak menggelar resepsi.
Resepsi biasa dilaksanakan di tahun-tahun sebelumnya, tapi kali ini mereka membagikan video pidato duta besarnya dan perkembangan negara itu melalui platform digital.
Video dari Kedutaan Besar Iran tersebut ditayangkan di saluran IraninIndonesia, dan menjelaskan apa saja kemajuan Iran sejak Revolusi tercapai.
Salah satu industri yang mereka banggakan adalah industri nuklir.
Nuklir dikerahkan Iran untuk membentuk energi-energi lain yang akan diperlukan di bidang kesehatan, pertanian dan masa depan dunia.
Saat ini Iran adalah negara ke-14 yang memiliki teknologi industri nuklir.
Mereka mengklaim ilmuwan dan pakar domestik sudah sanggup mengembangkan teknologi nuklir.
Iran juga disebutkan sudah memiliki siklus bahan bakar nuklir.
Siklus bahan bakar nuklir adalah siklus di mana uranium disiapkan untuk digunakan dalam reaktor nuklir dan dilengkapi langkah dukungan meliputi penanganan keamanan, pembuangan sisa atau limbah atau bahan bakar nuklir yang sudah habis tapi masih memiliki nilai radioaktif yang tinggi.
Teknologi pertanian masa depan juga menjadi keunggulan Iran seperti pengembangan sel induk serta bioteknologi.
Juga masih ada industri luar angkasa yang kian mereka raih, serta industri nanoteknologi.
Iran juga menyebutkan ekonomi negara tersebut sudah pulih tapi hasil peringkat di dunia masih menunjukkan jika ekonomi Iran tergolong lemah.
Atas hal ini mereka mengatakan jika pengukuran ekonomi yang dilakukan untuk peringkat tersebut dilaksanakan saat Iran masih mendapat sanksi nuklir dari AS dan PBB.
Untuk industri pertahanan, senjata-senjata dan logistik militer Iran diciptakan oleh mereka sendiri dengan sumber daya lokal.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif juga menyampaikan pesan untuk diplomasi Iran dengan Amerika Serikat (AS).
Ia mengatakan upaya Iran untuk membangun 100 tahun tanpa ketergantungan dengan negara lain akhirnya tercapai.
Dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi ia menyebut Iran akhirnya berhasil memanfaatkan kemampuan diri sendiri, meskipun rintangan yang dihadapi mereka adalah "kampanye terorisme ekonomi terpanjang dan terluas dalam sejarah manusia".
Zarif juga mengatakan pandemi Covid-19 belum berhasil menghentikan AS untuk menyerang Iran dan warga-warganya.
Menurutnya, Donald Trump terlalu bertaruh dengan mitos jika Iran adalah negara yang dapat dipaksa dan memilih antara runtuh dan tunduk.
Namun disebut Zarif Trump bukan Presiden pertama AS yang laksanakan taruhan tersebut, ia malah presiden ketujuh yang bertaruh jika Iran akan tunduk dan ternyata prediksinya salah.
Zarif kemudian mengatakan dengan pemerintahan baru maka peluang pendekatan hubungan diplomasi yang baru bisa tercapai, hanya jika administrasi Biden bergerak cepat.
Pasalnya tidak lama lagi pemerintah Iran akan bergerak untuk menanggapi kegagalan AS dan Eropa dalam memenuhi komitmen mereka sebagai penjaga Kesepakatan Nuklir Iran (JCPOA).
Kebijakan ini mereka lakukan karena ingin meningkatkan program nuklir Iran sendiri dan mengurangi kerjasama pengawasan dari IAEA.
Selanjutnya ia mewanti-wanti pemerintahan AS yang baru belajar dari aksi Donald Trump yang gagal total dan jangan mengulangi hal itu lagi.
Iran sudah berkali-kali bersiap melaksanakan interaksi membangun untuk tujuan bersama dengan negara tetangga mereka, ujar Zarif.
"Saya berharap negara tetangga kami telah menyadari bahwa mereka tidak bisa mengandalkan pihak asing untuk memberi mereka keamanan," ujarnya, dan tambahkan sebaiknya mereka bekerja sama karena posisi geografis yang tunjukkan mereka selamanya akan bertetangga.
Dengan peringatan hari nasional ini, Iran membuka kesempatan dialog terbuka dan membuang kebencian sia-sia negara lain terhadap warga Iran.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini