Find Us On Social Media :

Tak Sudi Musuhnya Arab Saudi Terlibat dalam Perjanjian Nuklir, Iran Tolak Mentah-mentah Usulan Prancis Ini

By Tatik Ariyani, Minggu, 31 Januari 2021 | 18:14 WIB

Iustrasi senjata nuklir

Intisari-Online.com - Dalam komentarnya pada hari Jumat, yang dikutip oleh televisi Al Arabiya, Presiden Prancis Emmanuel Macron menekankan perlunya menghindari apa yang disebutnya kesalahan dengan mengecualikan negara lain di kawasan Timur Tengah ketika kesepakatan nuklir 2015 dinegosiasikan dan harus memasukkan Arab Saudi.

Macron mengatakan setiap pembicaraan baru tentang kesepakatan nuklir dengan Iran akan sangat "ketat" dan waktu yang sangat singkat untuk mencegah Teheran memiliki senjata nuklir.

Melansir Al Jazeera, Sabtu (30/1/2021), kementerian luar negeri Iran telah menolak setiap negosiasi baru atau perubahan pada peserta kesepakatan nuklir Teheran dengan kekuatan dunia, setelah Macron mengatakan setiap pembicaraan baru harus mencakup Arab Saudi tersebut.

"Kesepakatan nuklir adalah perjanjian internasional multilateral yang diratifikasi oleh Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231, yang tidak dapat dinegosiasikan dan pihak-pihak di dalamnya jelas dan tidak dapat diubah," kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh dikutip oleh media pemerintah Iran pada hari Sabtu.

Baca Juga: Militer Israel Siapkan Ini untuk Melawan Iran, Letnan Jenderal Kohavi: 'Saya Telah Menginstruksikan Angkatan Bersenjata Israel'

Iran mulai melanggar batas kesepakatan pada aktivitas pengayaan uranium setelah Washington menarik diri dari pakta tersebut pada 2018 di bawah Presiden Donald Trump dan menerapkan kembali sanksi ekonomi terhadap Teheran.

Pemerintahan baru Presiden Joe Biden mengatakan akan bergabung kembali dengan kesepakatan tetapi hanya setelah Teheran kembali mematuhi persyaratannya.

Tetapi Iran telah menolak tuntutan AS untuk membalikkan percepatan program nuklirnya sebelum Washington mencabut sanksi terhadap Teheran.

Arab Saudi dan sekutunya Uni Emirat Arab telah mengatakan bahwa negara-negara Teluk Arab harus terlibat kali ini dalam pembicaraan apa pun.

Baca Juga: Tidak Segan Masuki Perairan Natuna Berulang Kali Asal Bisa Selamat, China Kini Mengemis Kepada Indonesia Agar 25 ABK China di Kapal Tanker Ini Bisa Dipulangkan Segera