Intisari-Online.com - Kepala militer Israel mengatakan bahwa rencana aksi terhadap Iran akan diperbarui.
Dia juga mengatakan bahwa kembalinya Amerika Serikat dan Teheran ke perjanjian nuklir 2015 adalah langkah yang "salah".
Pernyataan ini merupakan sinyal yang benar bahwa Presiden AS Joe Biden harus berhati-hati dalam menjalin hubungan diplomatik dengan Iran.
Komentar seperti itu dari kepala staf militer Israel tentang pembuatan kebijakan AS jarang terjadi, dan kemungkinan besar telah disetujui sebelumnya oleh Pemerintah Israel.
“Kembali ke perjanjian nuklir 2015, atau bahkan jika itu adalah kesepakatan serupa dengan beberapa perbaikan, adalah buruk dan salah dari sudut pandang operasional dan strategis,” kata Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel Letnan Jenderal Aviv Kohavi dalam pidatonya di Institut Studi Keamanan Nasional Universitas Tel Aviv, Selasa (26/1/2021), seperti dikutip Reuters.
Pendahulu Biden, Donald Trump, meninggalkan perjanjian nuklir pada 2018, sebuah langkah yang disambut baik oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang memperingatkan kemungkinan pengembangan senjata nuklir Iran.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR