Intisari-online.com - Bukan rahasia lagi jika Iran dan Amerika telah lama berseteru, bahkan Iran bersumpah akan melakukan balas dendam pada Amerika.
Tak hanya itu keduanya juga terus berseteru soal perjanjian nuklir yang belum menemui titik temu.
Pada 2018, Trump menarik AS dari JCPOA dan menjatuhkan sanksi berat ke Iran untuk mempertahankan kebijakan keras terhadap Republik Islam tersebut.
Iran setahun kemudian menanggapinya dengan tidak mematuhi sebagian besar komitmen utama dalam kesepakatan itu, di mana mereka dijanjikan mendapat bantuan ekonomi untuk membatasi program nuklirnya.
Pada 4 Januari Iran mengumumkan telah meningkatkan proses pengayaan uraniumnya hingga kemurnian 20 persen, jauh di atas 3,67 persen yang diizinkan sesuai perjanjian.
Meski begitu, kemurnian tersebut masih jauh di bawah syarat yang dibutuhkan untuk sebuah bom atom.
Teheran sudah meminta Washington mencabut sanksi tanpa syarat.
Mereka juga berjanji akan kembali patuh total jika semua pihak memenuhi perjanjian.
Source | : | kontan |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR