Advertorial

Inilah 'Harga Mahal' yang Harus Ditanggung China Untuk Kuasai Laut China Selatan, Pasukan Militernya Mengalami Kondisi Ini Setelah Dikirim ke Laut China Selatan

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Meskipun, mengirim pasukan ke Laut China Selatan, mungkin adalah langkah pengamanan yang baik bagi negeri Panda itu.
Meskipun, mengirim pasukan ke Laut China Selatan, mungkin adalah langkah pengamanan yang baik bagi negeri Panda itu.

Intisari-online.com - Saat ini memang China memang mengincar Laut China Selatan, hingga lakukan segala cara untuk melindunginya.

Meski tindakan klaim atas Laut China Selatan dianggap ilegal, nyatanya China rela kirim pasukannya hingga mendirikan pangkalan militer di wilayah sengketa itu.

Tujuannya adalah agar tidak ada yang mengusik kedaulatan China atas wilayah Laut yang kini menjadi sengketa itu.

Namun, di balik tindakan protektif itu ternyata ada harga mahal yang harus ditanggung China.

Baca Juga: Amerika Sudah Tak Bisa Berbohong Lagi,Kerap Memandang Sebelah Mata, FaktanyaNegeri Adidaya TersebutPunya Utang Segini Banyak dengan China

Mengirim pasukan ke Laut China Selatan, mungkin adalah langkah pengamanan yang baik bagi negeri Panda itu.

Akan tetapi, menurut 24h.com.vn, pada Minggu (31/1/21), ternyata hal itu berimbas pada kondisi mental pasukan militer China.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan menemukan, banyak pelaut China dengan kapal selam di Laut China Selatan mengalami masalah kesehatan mental.

Mereka sebagian besar adalah prajurit China, yang beroperasi dengan kapal Selam di Laut Timur negara itu.

Baca Juga: Hidupnya Jauh Lebih Misterius Daripada Kim Jong-Un Sendiri, Mengapa Xi Jinping Sama Sekali Tidak Punya Biografi?

"Hasil penelitian untuk pertama kalinya menunjukkan bahwa tentara dan perwira pasukan kapal selam di Laut China Selatan menghadapi masalah kesehatan mental dan psikologis yang serius," surat kabar AS Stars and Stripes menerbitkan dari Chinese Military Medical Journal.

Status kesehatan mental pasukan kapal selam di Laut Cina Selatan menjadi perhatian khusus Kementerian Pertahanan Cina.

Sejak 2006, tentara harus lulus tes psikologi untuk direkrut menjadi pelaut kapal selam Tiongkok.

"Sekitar 20% dari total awak kapal selam mengalami gangguan jiwa saat bertugas di Laut China Selatan," katanya.

"Ini adalah wilayah laut yang sangat penting dari perspektif geopolitik," kata Jurnal Medis Militer China.

Penelitian dilakukan pada 511 pelaut kapal selam Tiongkok yang beroperasi di Laut Tiongkok Selatan.

Baca Juga: China dan Amerika Serikat Memanas, Latihan Militer Digelar China di Teluk Tonkin, Komando Pasifik Sebut Ini Perilaku Agresif

Berdasarkan tanggapan mereka dalam survei, para peneliti menemukan bahwa 21% dari awak kapal selam, atau 108, mengalami masalah mental.

Orang-orang ini diakhiri dengan gejala seperti obsesi, kecemasan dan kebencian.

Para peneliti menyimpulkan bahwa awak kapal di kapal selam di Laut China Selatan memiliki masalah psikologis yang serius.

Bahkan melebihi standar yang diizinkan militer China untuk stabilitas psikologis para prajurit.

Hidup sebagai pelaut kapal selam memang tidak mudah.

Mereka harus bekerja di ruang kecil, kekurangan oksigen dan cahaya alami.

Baca Juga: Siapkan Pesawat Tempur Buat Jaga-Jaga Jika Perang Terjadi, Terkuak Ternyata Kota di Taiwan Ini Bakal Jadi Target Serangan Habis-Habisan Oleh China

Awak kapal selam juga secara selektif hanya menerima informasi tentang peristiwa yang terjadi di luar melalui komandan mereka.

Sejak 1996, Angkatan Laut AS telah mendatangkan psikolog kapal induk, kapal selam untuk menjaga kesehatan mental para pelaut.

AS juga mempekerjakan penyedia perawatan kesehatan mental untuk tentara di Angkatan Laut dan Angkatan Darat.

Artikel Terkait