Intisari-Online.com - Pakta Warsawa dibentuk sebagai upaya menandingi Pakta Pertahanan Barat (NATO), namun kemudian tak mampu bertahan, apa penyebab runtuhnya Pakta Warsawa?
Pakta Warsawa merupakan aliansi pertahanan negara-negara komunis-sosialis di kawasan Eropa Timur.
Nama resmi aliansi ini sebenarnya adalah Perjanjian Persahabatan, Kerja Sama, dan Bantuan Bersama.
Namun, aliansi tersebut lebih populer dengan nama Pakta Warsawa sesuai dengan tampat ditandatanganinya kesepakatan pada 14 Mei 1955 di Warsawa, Polandia.
Baca Juga: Terbentuk di Tengah Ketegangan Perang Dingin, Ini Tujuan Berdirinya Gerakan Non Blok
Setelah Perang Dunia II berakhir pada 1945 dengan kemenangan sekutu, kemudian ketegangan berlanjut pada persaingan ideologi antara Blok Barat dan Blok Timur, atau yang dikenal sebagai Perang Dingin.
Perang Dingin tidak melibatkan serangan militer, namun keduanya bersaing dalam politik, ekonomi, dan propaganda.
NATO yang juga disebut Aliansi Atlantik Utara dibentuk pada 4 April 1949 dengan ditandatanganinya Perjanjian Atlantik Utara.
Atas keberadaan NATO, Uni Soviet dan negara-negara Blok Timur pun khawatir sewaktu-waktu mereka dapat menjadi ancaman bagi negara-negara Blok Timur.
Baca Juga: Kekaisaran Khmer, Monarki Raksasa di Asia Tenggara yang Tak Kalah Digdaya Dibanding Majapahit
Kemudian, pada pertemuan antara negara Blok Timur di Warsawa pada 14 Mei 1955, dibentuklah Pakta Warsawa.
Negara-negara yang tergabung dalam Pakta Warsawa, yaitu, Uni Soviet, Albania, Bulgaria, Cekoslovakia, Jerman Timur, Hongaria, Polandia, dan Rumania.
Adapun tujuan dibentuknya Pakta Warsawa, sebagai berikut:
1. Mengimbangi kekuatan aliansi pertahanan NATO.
2. Meningkatkan kerja sama pertahanan dan militer negara-negara Blok Timur.
3. Saling membantu jika salah satu negara anggota Pakta Warsawa mengalami masalah pertahanan maupun keamanan.
Baik NATO maupun Pakta Warsawa menyebabkan perluasan kekuatan militer dan integrasi mereka ke dalam blok masing-masing.
Keterlibatan militer terbesarnya adalah invasi Pakta Warsawa ke Cekoslowakia pada Agustus 1968, dengan partisipasi dari semua negara Pakta kecuali Albania dan Rumania.
Romania dan Albania menolak berpartisipasi, sementara Jerman Timur yang meski sudah bersiap diperintah Uni Soviet tak melintasi perbataan beberapa jam sebelum invasi.
Akibat invasi itu, 108 warga sipil Cekoslovakia tewas dan 500 lainnya terluka. Invasi ini sukses menghentikan reformasi partai komunis yang dipimpin Alexander Dubcek, pemimpin Cekoslovakia saat itu.
Sebulan kemudian, Albania menarik diri dari Pakta Warsawa.
Pakta pun mulai terurai secara keseluruhan dengan penyebaran Revolusi 1989 melalui Blok Timur.
Dipicu gerakan solidaritas yang memenangkan pemilu di Polandia menyebar ke seluruh Eropa Timur.
Pada 1990, Polandia dan Jerman Timur mundur dari Pakta Warsawa.
Jerman Timur menarik diri dari Pakta tersebut setelah penyatuan kembali Jerman pada tahun 1990.
Penyabab Pembubaran Pakta Warsawa
Pakta ini berakhir pada 31 Maret 1991, dan secara resmi dinyatakan “tidak ada” pada tanggal 1 Juli 1991, pada pertemuan puncak terakhir para pemimpin Pakta Warsawa di Praha, Cekoslowakia.
Meski tak lama setelah itu, negara-negara bekas Uni Soviet mendirikan sebuah organisasi keamanan kolektif bersama.
Dalam buku Perang Dingin (2018) karya Argda Wahyu, pembubaran Pakta Warsawa bekaitan dengan krisis yang dialami oleh Uni Soviet dan negara- negara komunis pada tahun 1990-an.
Krisis tersebut disebabkan oleh kemunculan gelombang revolusi demokratik di kawasan Eropa Timur serta adanya perpecahan antara negara-negara komunis.
Krisis yang dialami oleh Uni Soviet dan negara komunis menyebabkan perpecahan internal Pakta Warsawa.
Akhirnya, Pakta Warsawa secara resmi dibubarkan pada tanggal 31 Maret 1991 dalam pertemuan antarnegara anggota Pakta Warsawa di kota Praha, Ceko.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik disini