Lebih jauh lagi, ada titik-titik penting dalam SLOC, lokasi di mana kapal-kapal berlabuh sebentar dan menjadi rentan.
Titik paling utama adalah Selat Malaka yang terletak antara Singapura, Malaysia dan Indonesia.
Titik lainnya adalah Selat Hormuz, Bab-el-Mandab dan Terusan Suez.
Kepentingan China di Samudra Hindia adalah produk dari tumbuhnya kepentingan komersial, dengan militer China diberi tugas menjaga mereka.
Hal ini bukanlah kekhawatiran baru, karena Laporan Pertahanan Beijing 2015 lalu sudah nyatakan jika "dengan tumbuhnya kepentingan nasional China, keamanan nasionalnya lebih rentan terhadap pergolakan internasional dan regional…dan keamanan kepentingan luar negerinya terkait energi dan sumber daya alam, komunikasi strategis lewat jalur laut seperti halnya institusi, personil dan aset di luar negeri telah menjadi isu penting."
Faktanya, tiga faktor kritis mempengaruhi bagaimana China dapat memproyeksikan kekuatannya, melindungi SLOC dan menjaga titik-titik itu tetap terbuka.
Militer China, PLA, sesungguhnya sadar akan tiga hal itu, dan banyak upaya dilakukan untuk mengurangi kerugian yang saat ini ada.
Pertama adalah kehadiran angkatan laut China di Samudra Hindia, dibandingkan dengan kehadiran India dan AS sendiri di sana, mereka hadir dengan intensitas yang tidak begitu sering.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR