Titik Nol Virus Mematikan: Sesibuk Apa Wuhan Setelah Setahun Lakukan 'Lockdown' Pertama di Dunia

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Ilustrasi
Ilustrasi

Intisari-Online.com - Virus corona masih menjadi hal yang diperangi di dunia.

Virus ini diduga muncul dari China dan ditularkan oleh kelelawar.

Meski begitu, masih banyak teori lainnya yang mempercayai virus ini merupakan kebocoran lab.

Sekarang, pagar penghalang masih terpasang di pasar makanan laut terkenal Wuhan.

Baca Juga: Junko Furuta, Gadis Cantik yang Disekap 44 Hari, Dirudapaksa hingga Dibunuh dan Jasadnya Dibeton oleh Antek Yakuza

Yakni salah satu dari sedikit pengingat langsung bahwa kota itu pernah menjadi pusat pandemi virus corona yang telah mengubah dunia.

Sementara keadaan normal baru di kota China Tengah berpenduduk 11 juta itu sudah seperti situasi sebelum pandemi.

Suara mobil menderu di jalan raya, trotoar ramai dengan pembeli, dan transportasi umum serta taman ramai.

Pada Sabtu nanti, 23 Januari 2021, kota tempat virus corona baru pertama kali terdeteksi pada akhir 2019 menandai satu tahun penguncian sangat ketat untuk menghancurkan wabah Covid-19, channel News Asia melaporkan.

Baca Juga: Masih Timbulkan Masalah Meski Tak Lagi Jadi Presiden, AS Terpaksa Jalankan Taktik Perang Saat Trump Pergi dengan 'Bola Nuklir' Masih Bersamanya

Penguncian Wuhan adalah yang pertama, dan salah satu yang paling parah, dari karantina virus corona di dunia, dengan transportasi ke dan dari kota ditutup.

Selama 76 hari ketakutan dan kepanikan terjadi sebelum bencana virus corona berhasil Wuhan kendalikan.

Beralih dari titik nol virus mematikan

Saat ini, rumahsakit dan apotek kosong dari pasien Covid-19, hari-hari panik tahun lalu sirna.

Baca Juga: Segudang Manfaat Pijat Refleksi, Anda Bisa Gunakan untuk Sembuhkan Ini

Kota itu telah bangkit kembali dan ingin segera beralih dari yang dikenal sebagai titik nol virus mematikan.

Tidak ada peringatan resmi dari penguncian pertama Wuhan yang sangat ketat.

Tetapi, sisa-sisa periode mimpi buruk itu masih terlihat.

Papan yang memblokir pasar makanan laut Huanan di pusat kota berfungsi sebagai penanda menakutkan dari kelompok kasus pertama yang diketahui sebelum virus menyebar di luar kendali.

Baca Juga: Kini Beranggotakan 10 Negara, Ini Negara-negara Pertama yang Menjadi Anggota ASEAN, Timor Leste Masih Ditolak

Bahkan, virus corona menyebar ke luar perbatasan China dan merenggut lebih dari 2 juta nyawa di seluruh dunia hingga saat ini.

Dan sementara jalan-jalan penuh lagi, masker tetap menjadi pemandangan umum, pengingat akan tindakan ketat yang masih diterapkan di sebagian besar China saat kekhawatiran meningkat atas sejumlah wabah lokal.

China sebagian besar telah mengendalikan virus sampai terjadi peningkatan tajam dalam kasus virus corona dalam beberapa minggu terakhir, yang mendorong penguncian baru, pembatasan perjalanan, dan pengujian massal.

Baca Juga: Berawal dari Seorang PSK Menjadi Ratu Bajak Laut, Inilah Madame Ching Bajak Laut Kejam dari China yang Memiliki Pasukan 100.000 Prajurit

Setelah beberapa kasus terdeteksi di Beijing dalam beberapa hari terakhir, pihak berwenang melarang 1,6 juta penduduk di Distrik Daxing meninggalkan ibu kota China.

Tapi, tidak dengan Wuhan.

Dalam periodeisasi sejarah selama lebih dari 3.500 tahun, Wuhan adalah salah satu kota terkuno dengan penduduk terpadat di Tiongkok.

Baca Juga: Temuan Mengenaskan Bagian Tubuh Diduga Korban Sriwijaya SJ 182, Geger Saat Ditemukan oleh Anak-anak, Hanya Sisakan Rambut

Panlongcheng, sebuah situs arkeologi yang berhubungan dengan Kebudayaan Erligang (kira-kira 1510 – 1460 SM) (jarang dihuni selama periode Erlitou yang terjadi sebelum Erligang), terletak di kawasan yang kini menjadi Distrik Huangpi.

Baca Juga: Di Google Maps Muncul Tanda 'SOS' di Pulau Dekat Jatuhnya Pesawat Sriwijaya SJ182, Bagaimana Fakta Sebenarnya?

(*)

Artikel Terkait