Saat suaminya meninggal, Ching masih merupakan "penjaga rahasia kecil" yang berharga dan di mana ada nama orang-orang berpengaruh dalam "sakunya".
Dalam beberapa minggu, dia memiliki kendali penuh dan mutlak atas seluruh Armada Bendera Merah.
Menggabungkan semua kapal dari setiap kapten bajak laut lainnya, dan mengumpulkan semua pelaut dan bajak laut yang jatuh di bawah komando mereka.
Pada titik waktu ini, ia menjadi kapten bajak laut lebih dari 1.800 kapal dan memiliki awak kapal lebih dari 100.000!
Ching Shin dibantu oleh suaminya yang baru, menyusun dan menerapkan aturan ketat yang sangat berat bahkan untuk standar bajak laut.
Misalnya, dalam semangat kesetiaan dan rasa hormat di atas segalanya, setiap ketidakpatuhan atau tindakan tanpa perintah, langsung dihukum dan tentu ini mengakibatkan kematian di tempat!
Mencuri dari hasil jarahan, akan mati dengan taruhan "kepala".
Semua barang dan tawanan yang ditangkap harus dihitung dan diperiksa.
Lebih jauh lagi, perkosaan tidak mungkin dilakukan sejak saat itu, dan siapa pun yang ditemukan melakukannya akan dipancung.
Lalu bagaimana bila ada hubungan seksual secara konsensual dengan tawanan wanita?
Nah, jika itu dilakukan saat bertugas, itu akan mendapat hukuman dengan taruhan kepala untuknya saat itu juga, dan "di bawah papan" untuk wanita itu.
Ching adalah penguasa yang kejam, tanpa rasa takut dengan dunia luar.
Source | : | Intisari Online |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR