Kematiannya menandai dimulainya salah satu program paling mengerikan dari Perang Dunia Kedua, pembunuhan massal terhadap orang yang sakit jiwa dan orang yang cacat fisik di seluruh Jerman dan beberapa wilayah pendudukannya.
Program ini kemudian dikenal sebagai Aktion T4.
Jalan menuju pembunuhan massal orang yang sakit jiwa dan cacat dimulai pada tahun 1933 dengan disahkannya 'Hukum untuk Pencegahan Keturunan yang Penyakit Keturunan'.
Ini membuat sterilisasi wajib bagi siapa pun yang menderita kondisi yang dianggap turun-temurun pada saat itu. Kondisi ini termasuk skizofrenia dan epilepsi, penderitaan yang tidak ingin diwariskan oleh Nazi, yang terobsesi dengan kemurnian rasial, dari generasi ke generasi.
Dengan mensterilkan orang-orang dengan kondisi seperti korea Huntingdon, label samar-samar 'kebodohan' dan bahkan alkoholisme kronis, Nazi berusaha menghilangkan penyakit ini dari kumpulan gen nasional, sehingga menciptakan ras yang lebih kuat dan lebih murni.
Hitler ingin melangkah lebih jauh dari sekedar mensterilkan orang.
Pada awal 1933, dia sudah mengungkapkan pandangannya kepada dokternya Karl Brandt dan kepala Kanselir Reich, Hans Lammers, bahwa rezimnya harus melangkah lebih jauh dan membunuh orang-orang dalam masyarakat yang dianggap Nazi tidak berguna.
Kematian Gerhard Kretschmar kecil oleh karena itu dipandang sebagai 'uji coba' untuk apa yang akan terjadi selanjutnya.
Setelah kematian anak tersebut, Hitler meminta Brandt untuk memperlakukan semua kasus serupa dengan cara yang sama. Itu adalah awal dari sesuatu yang sangat mengerikan.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR