Intisari-online.com - Belakangan insiden jatuhnya Sriwijaya Air SJ182 menjadi perhatian masyarakat Indonesia.
Pesawat tersebut mengangkut setidaknya 62 penumpang dalam perjalanan dari Jakarta menuju Pontinak.
Saat ini belum ditemukan korban selamat dalam kecelakaan tersebut, namun pencarian terud dilakukan.
Sementara dalam insiden ini memang belum diketahui jelas kronologinya.
Namun, ada beberapa nelayan yang mengetahui kejadian yang diduga terkait dengan jatuhnya Sriwijaya Air SJ182 di dekat kepulauan Seribu.
Menukil Tribunnews, detik-detik saat pesawat Boeing 737-500 Sriwijaya Air SJ-182 terjatuh ternyata sempat dilihat oleh tiga orang nelayan pencari ikan di sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Sabtu (9/11/2021) lalu.
Kesaksian ketiga nelayan tersebut disampaikan kepada Polres Kepulauan Seribu sesaat usai kejadian naas tersebut.
Namun memang, ketiga nelayan tidak melihat langsung bentuk pesawat tersebut saat pross jatuhnya.
"Kemarin itu ada tiga nelayan memberikan informasi awal pada saat jatuhnya pesawat ini karena mereka tidak melihat langsung pesawat jatuh itu tidak," kata Kapolres Kepulauan Seribu AKBP Eko Wahyu di Kapal KN SAR Wisnu, Kepulauan Seribu, Senin (11/1/2021).
Dijelaskan Eko, ketiga nelayan itu bercerita kondisi perairan saat itu tengah dilanda hujan lebat sekitar pukul 15.00-15.30 WIB pada Sabtu (9/1/2021).
Seketika aktivitasnya terhenti karena mendengar suara dentuman keras.
Ketiga nelayan mendengar jelas dentuman itu karena jaraknya hanya sekitar 100 meter dari lokasi pesawat tersebut jatuh.
Yang semakin meyakinkan, adanya air naik beserta serpihan logam ke atas setinggi 15 meter.
"Nelayan itu mendengar suara dentuman keras sekali terus air naik ke atas sampai 15 meter. Situasi pada saat itu hujan deras, dia perkirakan antara 100 sampai 150 meter jaraknya dengan lokasi."
" Di hujan deras sebenarnya untuk penglihatan jarak pandang itu nggak bisa terlalu keliatan," ungkapnya.
Awalnya, ketiga nelayan itu tidak curiga itu merupakan pesawat Sriwijaya Air SJY-182 rute Jakarta-Pontianak yang terjatuh.
Menurut Eko, ketiga nelayan itu khawatir adanya tsunami
"Dikira apa ini, bencana tsunami dan sebagainya ternyata setelah air itu naik ada serpihan-serpihan itu diduga ada kapal (pesawat) jatuh," katanya.
"Mereka melaporkan kapospol, kemudian lapor ke kapolsek akhirnya kan kita tindak lanjuti laporan keatas," jelasnya.
Usai kejadian, ia menuturkan tidak ada satu pun nelayan yang berani mendekat ke lokasi kejadian. Ia juga tak mengetahui apakah ada penumpang yang masih hidup sesaat usai kejadian.
"Mereka nggak berani mendekat beralasan dikira musibah tsunami atau apa, mereka masih bertanya-tanya apa ini, makanya mereka langsung cepet kembali, langsung lapor," pungkasnya.
Sementara info terbaru Kompas.com, pencarian jenazah korban masih terus dilakukan.
Tim SAR Evakuasi menemukan setidaknya 19 kantong jenazah yang diduga korban Sriwijaya Air SJ182.
Potongan tubuh korban yang ditemukan kemudian ditangani oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri.
Source : Tribunnews