Intisari-Online.com- Indonesia baru saja berduka terkait berita adanya kecelakaan pesawat terbang Sriwijaya Air yang jatuh di sekitar Kepulauan Seribu.
Pesawat ini hilang kontak setelah 4 menit terbang dari Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta tujuan Pontianak, Kalimantan.
Pagi ini, anggota tim penyelam Kopaska TNI AL, Mayor Laut Edi Tirtayasa mengatakan bahwa pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ditemukan dengan kondisi hancur berkeping-keping di tempat penyelaman sekitar Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta.
Saat menyelam, Edi melihat serpihan pesawat dengan ukuran kecil.
“Di dalam laut ada serpihan pesawat. Pesawat hancur total,” ujar Edi di tengah kegiatan penyelaman di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta pada Minggu (10/1/2021) pagi.
PantauanKompas.com, anggota tim Kopaska TNI AL beberapa kali mengangkut potongan bagian pesawat Sriwijaya Air.
Adapun bagian pesawat yang ditemukan antara lain berupa pecahan ban pesawat, pelampung penumpang, bagian kelistrikan pesawat, bagian badan pesawat warna biru merah, moncong pesawat, dan bagian pesawat lainnya.
Potongan bagian pesawat sudah diangkut ke KRI Kurau.
Sebelumnya, tim Kopaska TNI AL menemukan bagian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 setelah melakukan penyelaman di sekitar Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Jakarta pada Minggu (10/1/2021) pagi.
Penemuan bagian pesawat Sriwijaya Air diinformasikan oleh Komandan KRI Teluk Gilimanuk, Letkol Laut Fakhrul.
“Ini ada temuan, akan dibawa ke KRI Kurau,” kata Fakhrul di KRI Teluk Gilimanuk, Pantauan Kompas.com, bagian pesawat Sriwijaya Air sekitar pukul 09.00 WIB.
Adapun bagian pesawat yang ditemukan seperti pecahan ban pesawat, pelampung penumpang, bagian kelistrikan pesawat, bagian badan pesawat warna biru merah, moncong pesawat, dan lainnya.
Beberapa temuan bagian pesawat Sriwijaya Air telah dibawa ke Kapal KRI Kurau.
Kompas.com berada di perahu sea-rider bersama anggota TNI AL.
Apa Itu Pesawat Boeing 737 Max?
Penerbangan hari Sabtu, Sriwijaya Flight 182, menggunakan Boeing 737-500.
Baca Juga: Kesalahpahaman Ibu Arjuna Inilah yang Membuat Drupadi Akhirnya Punya Lima Suami Pandawa
Itu adalah bagian dari seri 737 "klasik" pabrikan pesawat dan sudah banyak yang dipensiunkan.
Mereka yang mengakhiri produksi pada Desember 1999, menurut Boeing.
Southwest Airlines, yang hanya menerbangkan jet Boeing, adalah pelanggan pertama 737-500, memesan 20 jet pada tahun 1987 dan menerima pengiriman pertamanya pada tahun 1990.
Southwest menghentikan 737-500 terakhirnya pada tahun 2016.
Usia Pesawat Sudah 26 Tahun
Anthony Brickhouse, seorang penyelidik kecelakaan penerbangan dan profesor keamanan kedirgantaraan di Embry-Riddle Aeronautical University di Pantai Daytona, Florida, mengatakan hal pertama yang dia ingin tahu ketika mendengar tentang kecelakaan pesawat adalah: apakah itu 737 Max.
Dia mengatakan para penyelidik akan fokus pada tiga area luas saat mereka mencoba mencari tahu apa yang terjadi dengan Sriwijaya Air 182: elemen manusia, pesawat dan lingkungan pada hari penerbangan, terutama cuaca.
Usia Boeing 737-500 akan dibahas tetapi tidak ada yang akan menganggapnya salah.
"Hanya karena sebuah pesawat berusia 26 tahun tidak berarti ia berbahaya."
Dia mengatakan para pelancong di Amerika Serikat menganggap pesawat berusia 26 tahun adalah normal karena maskapai penerbangan terus menyegarkan armada mereka.
Spirit Airlines yang berbasis di Florida, misalnya, terus-menerus membual bahwa rata-rata usia pesawatnya adalah 5,6 tahun.
Tetapi usia pesawat bukanlah ukuran terbaik untuk masa hidupnya, jumlah lepas landas dan pendaratan serta jam terbang lebih penting, kata Brickhouse.
Usia pesawat belum tentu memberi tahu kita banyak hal," kata Brickhouse.
"Jauh lebih dalam dari itu. ''
Faktor lain yang akan dipertimbangkan dalam kasus ini: catatan keselamatan penerbangan Indonesia yang relatif buruk.
"Selama 15 tahun terakhir ini mereka pasti memiliki beberapa tantangan keamanan utama dengan maskapai yang berbeda," kata Brickhouse.
(*)