Intisari-online.com -Virus Corona sampai sekarang masih tidak terkendali.
Banyak negara-negara yang dulunya tidak lakukan lockdown akhirnya nyatakan keadaan darurat.
Seperti yang terjadi di Jepang ini.
Tepatnya di Tokyo dan tiga prefektur tetangga, keadaan darurat akhirnya dideklarasikan untuk satu bulan.
Status darurat itu dimulai Jumat (8/1/2021).
Hal ini dilakukan untuk menahan lonjakan kasus virus Corona baru.
Saat ini, Jepang mencatat rekor penambahan pasien, terbanyak dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
Menjelang pertemuan dengan para penasihat, Menteri Ekonomi Yasutoshi Nishimura memaparkan proposal pemerintah untuk menyerukan keadaan darurat di empat prefektur dari 8 Januari hingga 7 Februari.
Pembatasan berpusat pada langkah-langkah untuk memerangi transmisi di bar dan restoran.
Pemerintah menyebut lokasi-lokasi ini merupakan risiko utama.
Meskipun tidak separah negara-negara lain, Jepang melihat infeksi harian baru mencapai 6.000 untuk pertama kalinya pada hari Rabu (6/1).
Lonjakan terbesar adalah 1.591 kasus positif di ibu kota, Tokyo.
Perdana Menteri Yoshihide Suga akan mengadakan konferensi pers pada pukul 6 sore untuk secara resmi mengumumkan keputusan dan pembatasan yang akan diberlakukan di Tokyo dan prefektur Saitama, Kanagawa dan Chiba yang berdekatan.
Tetapi para ahli medis mengatakan mereka khawatir rencana pemerintah mungkin tidak memadai, dengan kasus-kasus baru mencapai titik tertinggi di seluruh negeri.
Pejabat pemerintah telah melakukan pembicaraan dengan para ahli minggu ini untuk menilai langkah-langkah untuk mencoba mengendalikan lonjakan.
Pemerintah mencari jalan yang bisa menghasilkan kerusakan sekecil mungkin pada ekonomi.
Dengan Olimpiade Tokyo yang akan digelar dan kondisi ekonomi yang rapuh, Suga berniat merekomendasikan pembatasan dalam skala yang terbatas.
Menteri Ekonomi Nishimura mengatakan pada hari Kamis bahwa langkah-langkah yang akan dimasukkan dalam keadaan darurat mulai Jumat berarti meminta restoran dan bar untuk tutup pada jam 8 malam, meminta penduduk menahan diri dari acara yang tidak mendesak, dan membatasi kehadiran di acara olahraga dan acara besar lainnya menjadi 5.000 orang-orang.
Perdana Menteri Suga mengatakan langkah-langkah keadaan darurat kali ini akan berpusat pada mempersingkat jam operasional untuk restoran dan bar.
Para ahli mengatakan risiko penularan tinggi pada lokasi-lokasi tersebut.
Suga mengatakan, pembatasan pada restoran dan bar telah membantu menurunkan kasus di daerah seperti Osaka dan Hokkaido.
Tetapi, Osaka pada hari Rabu melaporkan 560 kasus baru, melampaui rekor sebelumnya.
Sementara Hokkaido mencatat kasus melampaui 100 untuk pertama kalinya dalam seminggu.
"Kami mungkin perlu memikirkan keadaan darurat nasional," kata Toshio Nakagawa, presiden Asosiasi Medis Jepang, dalam konferensi pers, Rabu.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini