Setahun Berlalu Tanpa Kasus Covid-19 Dilaporkan, Korea Utara Malah Merengek Minta Vaksin Corona, Padahal Tak Mau Keluar Sepeser Uang Pun

Khaerunisa

Penulis

(Ilustrasi) Setahun Berlalu Tanpa Kasus Covid-19 Dilaporkan, Korea Utara Malah Merengek Minta Vaksin Corona, Padahal Tak Mau Keluar Sepeser Uang Pun

Intisari-Online.com - Ketika negara-negara di dunia menghadapi banyaknya kasus Covid-19, selama ini Korea Utara terus mengklaim nol kasus.

Banyak pihak meragukan klaim negara paling terututup di dunia tersebut.

Setahun setelah pandemi Covid-19 menyerang dunia, kini vaksin virus corona mulai digunakan oleh negara-negara di dunia.

Meski tidak melaporkan adanya kasus Covid-19, Korea Utara justru diketahui telah meminta akses ke vaksin tersebut.

Baca Juga: Jokowi Himbau Vaksinasi Covid-19 Dimulai Minggu Depan, BPOM: 'Kami Pastikan Keamanan Vaksin Sinovac', Begini Lengkapnya

Melansir express.co.uk (6/1/2021), Korea Utara telah meminta akses ke vaksin virus corona dari kelompok yang mengirimkan suntikan ke negara-negara berkembang, meskipun melaporkan tidak ada kasus virus.

Gavi, aliansi vaksin global grup yang berbasis di Swiss, telah menerima permintaan dari Korea Utara untuk suntikan virus korona.

Pada bulan Desember kelompok itu mengumumkan bahwa mereka memiliki akses ke hampir dua miliar dosis vaksin virus corona untuk 190 negara yang berpartisipasi.

The Wall Street Journal melaporkan seseorang yang akrab dengan aplikasi tersebut mengatakan Korea Utara menginginkan akses ke persediaan Gavi dari suntikan virus corona.

Baca Juga: Klaimnya Atas 'Kecurangan' Pilpres AS Makin Liar, Donald Trump Rencanakan Terbang ke Skotlandia Sebelum Joe Biden Dilantik, Menolak Hengkang?

Aliansi vaksin belum mengeluarkan pernyataan yang mengkonfirmasi kabar tentang permintaan Korea Utara.

Gavi sendiri diperkirakan akan mengirimkan 1,3 miliar dosis vaksin yang disetujui ke 92 negara berpenghasilan rendah dan menengah tahun ini.

Korea Utara adalah bagian dari aliansi, yang telah menandatangani kesepakatan 170 juta dosis dari Oxford dan AstraZeneca dan mencapai kesepakatan dengan Johnson & Johnson untuk 500 juta dosis suntikan mereka.

Seorang juru bicara Gavi mengatakan mereka saat ini sedang melakukan penilaian atas permintaan vaksin anggota mereka.

Baca Juga: Sekarang Zamannya Senjata Hipersonik, China, Rusia, AS Pun Berlomba dalam Supremasi Senjata, Intip Kemajuannya Masing-masing!

Pengiriman timbunan jab aliansi diharapkan akan dimulai pada musim semi tahun ini.

Korea Utara telah melaporkan nol kasus virus korona, tetapi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah melaporkan sekitar 12.000 orang telah dites pada 17 Desember.

The Wall Street Journal juga melaporkan bahwa ribuan warga Korea Utara telah dikarantina, meskipun tidak melaporkan adanya kasus.

Sementara itu, Korea Selatan telah melemparkan skeptisme terhadap klaim Korea Utara yang tidak memiliki kasus virus corona.

Baca Juga: Rahasia Besar Suaminya Dianggap Terlalu Mengerikan, Seorang Istri Marah Besar Bahkan Sampai Nekat Lakukan Aborsi, Ternyata Ini Penyebabnya

Menteri Luar Negeri Korea Selatan Kang Kyung-wha mengatakan itu "sulit dipercaya", dan menunjuk pembatasan negara sebagai bukti.

Adik perempuan Kim Jong-un, Kim Yo-jong, mengecam klaim tersebut, dan berkata: “Niat sebenarnya sangat jelas.

“Kami tidak akan pernah melupakan kata-katanya dan dia mungkin harus membayar mahal untuk itu.”

Baca Juga: Tilap Uang Negara Besar-Besaran Sampai Dijatuhi Hukuman Mati, Koruptor China Ini Sembunyikan Uang 3 Ton dan Memiliki Wanita 100 Wanita Simpanan Disembunyikan di Tempat Ini

Sebelumnya, Korea Utara telah menerapkan langkah-langkah kejam untuk menghentikan penyebaran virus corona, menurut laporan dari sumber di negara itu.

Perbatasan ke negara tetangga telah diawasi dengan ketat.

Korea Utara menutup pintu masuk ke China sepenuhnya tahun lalu.

Penutupan tersebut telah menghancurkan perdagangan dengan China, dengan Asosiasi Perdagangan Internasional Korea mengklaim perdagangan China-Korea Utara turun 99,4 persen dari 2019 tahun lalu.

Baca Juga: Zhukova, Nenek Pembunuh 'Sweeney Todd' dari Rusia yang Gemar Koleksi Organ Manusia di Rumahnya Sejak 2005, Sudah Tewas Terinfeksi Covid-19 Sebelum Diadili

Korea Utara juga telah mengerahkan pasukan khusus Korps Badai di sepanjang perbatasan Tiongkok untuk menegakkan blokade.

Laporan pada November juga mengklaim seorang tentara tewas setelah secara tidak sengaja meledakkan ranjau darat yang ditempatkan di perbatasan ke China.

Radio Free Asia mengatakan bahan peledak ditempatkan untuk mencegah para pembelot melarikan diri dari negara itu, meskipun secara resmi mengklaim bahwa bahan peledak itu ditanam untuk melindungi perbatasan.

Baca Juga: Tidak Mengejutkan, China Sampai Hati Tidak Berikan Izin Masuk Ahli Virus Corona dari WHO, Apa yang Sebenarnya Ditutupi Negeri Panda?

(*)

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait