Namun, mereka juga menerapkan taktik jitu nan licik untuk meraihnya.
Untuk menghindari dikeroyok dalam pertempuran udara - misalnya satu jet tempur Mirage Israel harus melawan lima MIG-21 milik Arab - Angkatan Udara Israel akan menerapkan taktik "licik": menyerang terlebih dahulu sebelum diserang.
Bagaimana caranya? Militer Israel menerapkan strategi tempur dengan cara memilih menyerang jet-jet tempur Arab selagi masih di darat.
Saat Israel memutuskan untuk melakukan serangan dadakan (pre-emptive strike) pada 5 Juni 1967, jumlah pesawat yang dapat diandalkan sesungguhnya hanya 65 unit pesawat.
Pesawat-pesawat andalan AU Israel itu berasal dari jenis Mirage-IIICI buatan Prancis yang ditenagai satu unit mesin SNECMA Atar 9C dengan afterburner yang bisa melesat dengan kecepatan Mach 2.2.
Pesawat ini adalah tandingan setara bagi jet tempur MiG-21 buatan Rusia yang saat itu dimiliki oleh negara-negara Arab.
Di sisi lain Mirage unggul dalam daya tahan bahan bakar, sementara MiG-21 punya kelebihan siluet yang ramping dan kecil hingga sulit dibidik.
Jika kedua pesawat itu harus bertarung di udara (dogfight) 2 lawan 1 atau 5 lawan 1, MiG-21 jelas akan mengalahkan Mirage dengan mudah.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR