Amerika dan Israel Diam-diam Nyelonong Lewati Batas Pertahanan Terpenting Iran, Langsung Buat Militer Iran Mencak-mecak dan Keluarkan Peringatan Keras, 'Jangan Coba-coba'

Mentari DP

Editor

Intisari-Online.com - Iran memberikan peringatan keras kepada Amerika Serikat (AS) dan Israel.

Apa yang terjadi?

Ini karena dua musuh besar Iran itu dilaporkan melewati"garis merah" di Teluk Persia.

Tentu saja kejadian ini begitu mengganggu Iran. Apalagi di hari-hari masa jabatan Donald Trump sebagaiPresiden Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Pantang Mundur Hadapi China, Militer IndiaBersekutu dengan Negara ASEAN IniSiapLakukan Baku Hanyam di Laut China Selatan,Terungkap Cara India Tak Main-main

Dilansir dariexpress.co.uk pada Selasa (29/12/2020), juru bicara kementerian luar negeri negara itu, Saeed Khatibzadeh, berbicara menyusul laporan yang belum dikonfirmasi tentang kapal selam Israel yang melintasi Terusan Suez dan menuju Teluk.

Itu juga terjadi seminggu setelah Angkatan Laut AS mengumumkan penyebaran kapal selam nuklir USS Georgia ke wilayah tersebut, yang melewati Selat Hormuz untuk menunjukkan kekuatan.

Selat tersebut adalah satu-satunya jalur laut yang menghubungkan Teluk Persia ke laut terbuka, menjadikannya salah satu titik terpenting di dunia.

Menurut Agence France-Presse, pada hari Senin, Khatibzade mengatakan kepada wartawan: “Semua orang tahu apa arti Teluk Persia bagi Iran."

Baca Juga: Kisah 20 Ribu Bayi yang Dibesarkan Bak Robot Hidup Lewat Proyek Lebensborn, Program 'Pembiakan Anak-anak Hitler' Demi CiptakanAnak Ras Unggul dan Paling Murni

“Semua orang tahu kebijakan Teheran tentang keamanan dan keamanan nasional."

"Semua orang tahu betul seberapa tinggi risiko yang ditimbulkan jika garis merah Iran dilintasi."

Teheran yakin Israel bertanggung jawab atas pembunuhan ilmuwan nuklir Mohsen Fakhrizadeh bulan lalu, di antara operasi lainnya.

Ketegangan berkepanjangan antara Washington dan Teheran meningkat pada 2018 ketika Presiden Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran.

Trump menuduh Iran terlibat dalam serangan roket ke kedutaan besar AS di Baghdad pekan lalu menjelang peringatan pertama pembunuhan Qasem Soleimani, salah satu komandan militer terkemuka negara itu.

Soleimani terbunuh oleh serangan udara yang diperintahkan Donald Trump pada 3 Januari sekitar pukul 1 pagi di Baghdad, Irak.

Pentagon mengatakan misi itu "ditujukan untuk menghalangi rencana serangan Iran di masa depan".

"Kami telah mengirim pesan kepada pemerintah AS dan teman-teman kami di wilayah (memperingatkan) rezim AS saat ini untuk tidak memulai petualangan baru di hari-hari terakhirnya di Gedung Putih," tambahKhatibzadeh.

Pada hari Jumat, seperti dilansir Tasnim News, Brigadir Jenderal Mohammad Hejazi, wakil kepala Pasukan Quds IRGC, mengatakan Iran merencanakan "balas dendam yang keras" atas pembunuhan Soleimani.

Jenderal Hejazi, menggemakan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, mengatakan serangan rudal balasan di pangkalan militer AS di Ain al-Assad, Irak adalah "tamparan" di wajah.

Baca Juga: Setahun Pasca Kematian Jenderal Paling Kuat di Iran Karena Serangan Udara Suruhan Trump, Iran Tuntut Balas Dendam yang Paling Keras, Bersumpah Akan Lakukan Hal Inipada Amerika

Serangan ini menyebabkan lebih dari 100 tentara AS mengalami cedera otak traumatis.

Khamenei, yang bulan ini bertemu dengan keluarga Soleimani, mengatakan: “Mereka yang memerintahkan pembunuhan Jenderal Soleimani serta mereka yang melakukan ini harus dihukum."

“Balas dendam ini pasti akan terjadi pada waktu yang tepat.”

Trump berbicara tentang serangan roket di kedutaan AS di Baghdad di Twitter.

Dia menyatakan: “Kedutaan kami di Baghdad dihantam Minggu oleh beberapa roket."

“Tebak dari mana asalnya: Iran."

“Sekarang kami mendengar obrolan tentang serangan tambahan terhadap orang Amerika di Irak."

"Beberapa nasihat kesehatan yang bersahabat untuk Iran: Jika satu orang Amerika terbunuh, saya akan meminta pertanggungjawaban Iran. Pikirkan itu."

Sebuah pernyataan militer Irak mengatakan "sebuah kelompok terlarang" berada di balik serangan itu.

AS menarik staf dari kedutaan Baghdad awal bulan ini menjelang peringatan pertama serangan udara Soleimani sebagai tindakan pencegahan.

Baca Juga: Kemenangan Joe Biden Atas Donald Trump Tidak Membantu, IranSecara Sembunyi-sembunyiBangun Situs Nuklir Rahasia, BikinAmerika Langsung Was-was

Artikel Terkait