Intisari-Online.com - Pasca kemenangannya di Pemilihan Presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) tahun 2020, Joe Biden mulai didekati sejumlah pihak.
Salah satunya beberapa pemimpin negara sekutu dan musuh.
Salah satunya Jepang.
Dilansir dariexpress.co.uk pada Minggu (27/12/2020), seorang pejabat pertahanan Jepang mendesak Biden untuk berjanji mendukung Taiwan dalam menghadapi agresi China.
Menteri Pertahanan Yasuhide Nakayama mengatakan: "Kami prihatin China akan memperluas sikap agresifnya ke wilayah selain Hong Kong."
"Saya pikir salah satu target berikutnya, atau yang dikhawatirkan semua orang, adalah Taiwan."
Nakayama meminta Biden untuk meningkatkan penjualan militer ke Taiwan, langkah yang pertama kali diadopsi oleh Presiden Donald Trump.
Namun, Tokyo masih mempertahankan kebijakan "satu China" yang diminta oleh Beijing.
Ini adalah bagian dari keseimbangan rumit Jepang dalam hubungannya dengan China.
Ini adalah bagian dari keseimbangan rumit Jepang dalam hubungannya dengan China.
Namun, dalam istilah politik luar negeri, Jepang memiliki banyak kepentingan strategis dengan Taiwan.
Sebagian besar kapal perdagangan Jepang bergerak di jalur laut antara Taiwan dan China dan negara tersebut juga bergantung pada rute perdagangan melalui Laut China Selatan.
Beijing saat ini mengklaim seluruh Laut China Selatan sebagai wilayah maritimnya sendiri, sebuah langkah yang dapat digunakan untuk memutuskan perdagangan ke Taiwan dan Jepang.
Namun AS yang akan diperintah Biden benar-benar memfokuskan diri pada pandemi virus corona dan ekonomi AS.
Oleh karenannya,Nakayama mengecam kurangnya kebijakan yang jelas Biden terhadap ambisi China untuk Taiwan.
"Sejauh ini, saya belum melihat kebijakan yang jelas atau pengumuman tentang Taiwan dari Joe Biden."
"Saya ingin segera mendengarnya, kemudian kami juga dapat mempersiapkan tanggapan kami terkait Taiwan."
Biden menyerukan untuk memperkuat kesetiaan antara Jepang dan Taiwan dan "demokrasi yang berpikiran sama" lainnya.
Di masa lalu, Biden telah mempertanyakan apakah Amerika Serikat memiliki "kewajiban" untuk membela Taiwan.
Tetapi China tidak melakukan sikap yang lebih otoriter di bawah kepemimpinan Xi Jinping.
China menjadi lebih tegas dan berusaha membentuk institusi global.
Tim transisi Biden mengatakan bahwa dukungan AS untuk Taiwan "harus tetap kuat, berprinsip, dan bipartisan."
Pejabat itu menambahkan: "Begitu menjabat, dia akan terus mendukung resolusi damai masalah lintas selat."
"Ini akan sejalan dengan keinginan dan kepentingan terbaik rakyat Taiwan."