Intisari-Online.com - Joe Biden sudah diketahui akan menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) per Januari 2021.
Biden akan menggantikan Donald Trump dan menduduki kursi orang nomor 1 di AS.
Kemenangan Biden juga membuat angin segar bagi sejumlah negara yang berkonflik dengan Trump ingin berdamai.
Namun sepertinya hal itu tidak berlaku pada Korea Utara.
Dilansir dari express.co.uk pada Minggu (27/12/2020), Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-Un "tidak berniat" melakukan denuklirisasi (penghapusan semua sumber ancaman nuklir) saat Joe Biden mulai menjabat.
Namun di sisi lain Kim juga mungkin takut memprovokasi AS dan Korea Selatan saat pandemi virus corona sedang berlangsung.
Edward Howell, dosen politik dan spesialis Korea Utara di Universitas Oxford, percaya situasi tersebut berarti tangan Kim terikat saat dia mempertimbangkan taktik pasca-pemilihan AS.
Ini adalah waktu yang sulit bagi Pemimpin Tertinggi, yang memimpin sebuah negara dengan pendekatan tradisional: memprovokasi, menunggu hasilnya, memprovokasi lagi.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR