Diambil dari Nama 'Ayah' dari Agama Islam, Kristen, dan Yahudi, Inilah Abraham Accords, Perjanjian yang Bikin Beberapa Negara Muslim 'Tunduk' pada Israel

Mentari DP

Editor

Intisari-Online.com - Tahukah Anda soalAbraham Accords (Perjanjian Abraham)?

Melansir dari theconversation.com pada Rabu (23/12/2020),Abraham Accords adalah perjanjianbersama antara Israel, Uni Emirat Arab (UEA), dan Amerika Serikat (AS).

Perjanjian itu dicapai pada 13 Agustus 2020.

Abraham Accords yang asli ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri UEA Abdullah bin Zayed Al Nahyan, Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif bin Rashid Al Zayani , dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada tanggal 15 September 2020, di Halaman Selatan Gedung Putih di Washington, DC.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Bikin Kalang Kabut Seluruh Dunia, Bahkan Virus Mematikan Ini Sudah Masuk ke Tempat Paling Terisolasi di Muka Bumi, 'Langsung Evakuasi Seluruh Orang'

Perjanjian itu sendiri melengkapi perjanjian normalisasi yang pernah terjadi pada puluhan tahun lalu.

Ketika Israel menandai normalisasi pertama hubungan dengan Mesir pada 1979 dan dengan Yordania pada 1994.

Mengapa namanyaAbraham Accords?

Sebenarnya nama resmi dariAbraham Accords adalahAbraham Accords: Declaration of Peace, Cooperation, dan Constructive Diplomatic and Friendly Relations.

Baca Juga: Ambisinya Normalisasi Hubungan Terus Terganjal, Israel 'Main Belakang' Ikat Indonesia LewatProgram Ini dan MulaiAwal Tahun 2021, Sasar Teknologi Digital Sampai Pertanian

Perjanjian tersebut dinamai menurut nama patriark umum Abraham, yang dianggap sebagai nabi oleh tiga agama Yahudi, Kristen, dan Islam.

DalamYahudi, dia adalah pendiri dari covenant of the pieces, hubungan khusus antara Ibrani dan Tuhan.

Sementara dalam agama Kristen, dia adalah nenek moyang spiritual dari semua orang, baik Yahudi atau non-Yahudi.

Dan dalam Islam, dia dipandang sebagai penghubung dalam rantai nabi yang dimulai dengan Nabi Adam dan berpuncak pada Nabi Muhammad.

Mengapa beberapa Arab setuju?

Bahrain, Israel, dan UEA memastikan bahwa kesepakatan ini bukan hanya kesepakatan antar pemerintah.

Tetapi juga baik untukwarganya.

Misal UEA yang bekerja sama denganInstitut Sains Weizmann Israel untuk berkolaborasi dalam pengembangan dan penggunaan kecerdasan buatan (AI).

Kesepakatan pendidikan yang ditandatangani oleh universitas dari UEA dan Israel merupakan langkah penting ke arah ini.

Ini menawarkan kesempatan untuk diplomasi sains dan dialog dari mana orang dapat menemukan kesamaan dan membentuk pemahaman moral bersama yang baru.

Baca Juga: Pantas Disebut Penjajah Paling Keji, Tentara Jepang Terbukti Memakan Tubuh Musuhnya Selama Perang Dunia 2, Termasuk Makan Daging Tawanan yang Masih Hidup

Ini juga menunjukkan bahwa kedua negara berkomitmen untuk perdamaian.

Tak sampai disitu, UEA jugamemperoleh jet siluman F-35 Israel yang canggih.

Dan jet siluman itu dapat memengaruhi keseimbangan kekuatan di kawasan Timor Tengah.

Jadi, normalisasi hubungan dengan Israel akan berdampak baik bagi pemerintah dan warga UEA.

Yang jelas, Abraham Accords atau Perjanjian Abraham bisa menjadi peluang untuk perubahan dramatis jarang muncul di Timur Tengah.

Sehingga mereka melihat ini adalah waktu yang tepat.

Terlihat dari suasana politik yang agresif, beberapa pemikiran baru muncul.

Perubahan terlihat jelas, tetapi sebagian besar upaya dilakukan dengan pendekatan dari atas ke bawah di tingkat pemerintah.

Pendidikan, bagaimanapun, di tingkat akar rumput dapat membantu hidup berdampingan yang damai meresap dan menciptakan hubungan.

Baca Juga: Militer China Panik Bukan Main, KapalPerusak Amerika Sukses Nyelonong Sampai Masuki Wilayah Terlarang Ini, Langsung Bikin Laut China Selatan Kembali Tegang!

Artikel Terkait