"Keuntungan selalu menjadi kuncinya. Dan itulah mengapa mereka (China) memilih untuk mengejar proyek bendungan Kaliwa. Kami mungkin harus menyerahkan semua sumber daya ke China jika kami gagal bayar," kata Dulce.
Jay Batongbacal, direktur Institute of Maritime Affairs di University of the Philippines, mengatakan Manila harus mempertimbangkan opsi lain.
"Perjanjian pinjaman dengan Jepang dan Korea akan memiliki persyaratan untuk penerimaan sosial. Artinya, masyarakat lokal juga harus menyetujui proyek tersebut, tidak hanya pemerintah pusat," kata Batongbacal.
Perjanjian pinjaman dari China tidak memiliki syarat itu.
"Jadi menurut saya niat mereka adalah melanjutkan proyek dan membangun sesuatu tanpa memperhitungkan dampaknya terhadap komunitas lokal," katanya.
Proyek infrastruktur Filipina diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja bagi lebih dari 21.000 penduduk setempat.
Tetapi ada kekhawatiran tentang persentase pekerja Tiongkok yang sangat tinggi di proyek-proyek tersebut.
Source | : | 24h.com.vn |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR