Intisari-Online.com - Di akhir masa kepemimpinan Trump, AS dibuat khawatir dengan kemungkinan serangan Iran, lalu seperti apa perbandingan kekuatan militer AS dan Iran?
Berbagai peristiwa menyebabkan peningkatan ketegangan antara AS dan Iran.
Salah satu yang menghebohkan adalah pembunuhan jenderal top Iran, Qasem Soleimani, hampir setahun yang lalu.
Kini, menjelang peringatan satu tahun tewasnya Soleimani, AS mengkhawatirkan kemungkinan serangan Iran.
Baca Juga: Salah Satunya Kini Diandalkan Jaga 'Paru-paru Bumi', Inilah Militer Paling Kuat di Dunia
Terlebih, AS di bawah kepemimpinan Trump tak mengendorkan provokasinya terhadap Iran sampai menjelang akhir masa kepemimpinannya.
Selain itu, rencana pengurangan pasukannya dari Irak juga menjadi perhitungan AS dalam melakukan antisipasi.
Melansir voanews.com (10/12/2020), Militer AS mengirim dua pembom B-52H dari Amerika Serikat ke Timur Tengah pada Kamis sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk mencegah Iran dari potensi serangan di tengah peningkatan risiko di kawasan itu, menurut seorang pejabat senior militer AS.
“Penerbangan itu bukan tentang tindakan ofensif; ini tentang mencegah Iran untuk bertindak, "pejabat senior militer AS mengatakan kepada VOA tanpa menyebut nama.
Baca Juga: Weton Paling Sakti; Lima Weton Paling Misterius Menurut Primbon Jawa
Ia menambahkan bahwa militer telah melihat "indikator yang meresahkan di Irak" baru-baru ini bahwa Iran atau pasukan proksi yang didukung Iran mungkin merencanakan serangan.
Situasi AS dan Iran belakangan ini disebut menciptakan risiko "di atas rata- rata" untuk kesalahan perhitungan oleh Iran, pejabat senior militer AS mengatakan .
Kedua pembom B-52H berangkat dari Pangkalan Angkatan Udara Barksdale di Louisiana dan tidak menjatuhkan bom selama misi "pemberitahuan singkat" mereka.
Sebaliknya, misi ke wilayah tersebut dirancang untuk mencegah agresi dan meyakinkan sekutu, menurut pernyataan dari Komando Pusat AS (CENTCOM), yang mengawasi operasi militer AS di Timur Tengah.
Sebelumnya, dikutip militarytimes.com (8/12/2020), Seorang pejabat senior militer AS yang mengetahui wilayah musuhnya itu juga mengatakan bahwa para pemimpin militer telah memutuskan bahwa berdasarkan situasi keamanan di wilayah tersebut, Nimitz, kapal induk AS, harus tetap di sana sekarang dan "untuk beberapa waktu mendatang."
Selain itu, pejabat itu mengatakan satu skuadron jet tempur tambahan jugadapat dikirim ke wilayah tersebut, jika diperlukan.
Nimitz meninggalkan wilayah Teluk dan bersiap untuk pulang. Tetapi kapal itu diperintahkan untuk kembali demi memberikan keamanan tambahan sementara penarikan pasukan dari Irak dan Afghanistan terus berlanjut.
Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan pada saat itu bahwa keputusan itu akan memastikan bahwa pasukan Amerika dapat mencegah musuh mengambil tindakan terhadap pasukan AS.
Tidak ada garis waktu yang diberikan, tetapi pejabat militer AS yang berbicara pada hari Senin menjelaskan bahwa perubahan itu terbuka, dan tidak jelas kapan awak kapal akan kembali ke rumah.
Potensi ancaman Iran juga telah menjadi perhatian yang meningkat dalam beberapa pekan terakhir setelah pembunuhan ilmuwan nuklir Iran MohsenFakhrizadeh.
Kehadiran Nimitz, kata pejabat itu, dapat menyebabkan Iran atau milisi memikirkan kembali kemungkinan serangan.
Berbagai persiapan dilakukan AS untuk mengantisipasi serangan Iran, mungkinkah negara adidaya itu takut kewalahan? Seperti ini perbandingan kekuatan militer AS dan Iran tahun 2020:
Berdasarkan PowerIndex menurutGlobal Firepower,kekuatan militer Iran berada di bawah AS, yaitu di peringkat ke-14 dari 138 negara.
Posisi AS dalam peringkat kekuatan militer dunia tentu mudah ditebak.
AS berada di peringkat pertama, mengokohkan posisinya dari tahun ke tahun.
StatistikGlobal Firepowermenunjukkan bahwa AS secara konsisten terus menempati posisi teratas sebagai militer terkuat, diikuti Rusia dan China.
Bahkan, hampir di semua sektor, kekuatan militer AS unggul dibanding negara-negara lain.
Total kekuatan udara AS berada di peringkat pertama. Sedangkan kekuatan lautnya di peringkat keempat, hanya di bawah Korea Utara, China dan Rusia.
Di darat, AS memimpin untuk kepemilikan kendaraan lapis bajanya, yaitu 39.253 unit.
Lainnya, yaitu tank berjumlah 6.289, 1.465 artileri self-propelled, 2.740 artileri derek, dan 1.366 proyektor roket.
Meski berada cukup jauh di bawah peringkat kekuatan militer AS, Iran mengejar di sektor lautnya.
Kekuatan laut Iran menduduki peringkat ke-6 dengan 398 total aset.
Selain itu, angkatan udara Iran diperkuat oleh total pesawat 509, dengan 155 pesawat tempur, 23 pesawat serangan khusus, 62 angkutan, 9 misi khusus, 100 helikopter, 12 pesawat serang helos, dan 94 trainers.
Untuk kekuatan daratnya, pemilik program nuklir ini didukung 2.056 tank tempur, 4.300 kendaraan lapis baja, 570 artileri self-propelled, 2.088 artileri lapangan.
Serta dengan proyektor roket sebanyak 1.935, jumlah ini lebih banyak dari milik AS.
Kemudian untuk personel militer, AS memiliki personel militer aktif sebanyak 1.400.000 dan cadangannya 860.000.
Sedangkan Iran kalah jumlah dengan 523.000 tentara aktif dan 350.000 personel cadangan.
AS juga unggul dalam hal anggaran pertahanan, di mana militer AS merupakan yang terkaya di dunia dengan anggaran sebesar $ 237 miliar, sedangkan Iran hanya $ 19,6 miliar.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik dihttps://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari