6. General Atomics Avenger (AS)
Nama awalnya adalah Predator C, penerus drone lawas MQ-1 Predator dan MQ-9 Reaper.
Meski begitu, Avenger dilengkapi perkembangan dengan mesin turbofan, ruang senjata internal dan fitur siluman.
Avenger dapat membawa serangkaian amunisi, mengangkat hampir tiga ton amunisi termasuk yang diangkut di luar isi drone dan mengarahkan tembakan ke musuh dengan sistem penargetan elektro-optik pesawat tempur F-35 Lightning II.
Tidak hanya melengkapi Angkatan Udara, drone Avenger juga melengkapi Angkatan Laut dengan nama Sea Avenger, menambah jajaran pesawat tanpa awak dengan kemampuan berbasis pada kapal induk.
5. Northrop Grumman X-47 (AS)
Sebagai negara dengan kemampuan militer unggulan, AS tidak kekurangan program pengembangan drone siluman sejak tahun 2000, dengan mengembangkan Boeing Phantom Ray.
Contohnya adalah si pioneer X-74A berbasis darat dan mitra berbasis kapal induk X-74B.
X-47A pertama kali terbang tahun 2003, dan kemampuan mereka sangat jauh di atas rata-rata. X-74B dapat membawa dua ton amunisi dan masih bisa lepas landas dari kapal induk.
Kini, program ini telah dihentikan, tapi bukti menunjukkan jika Angkatan Udara AS mengadopsi beberapa jenis penerus yang lebih maju, dengan kemampuan supersonik, bisa bertempur, memiliki desain sayap terbang yang sama.
Penulis | : | Maymunah Nasution |
Editor | : | Maymunah Nasution |
KOMENTAR