"Sementara potensi pemanfaatan CRISPR untuk meningkatkan kemampuan manusia di medan perang masa depan tetap hanya merupakan kemungkinan hipotetis saat ini, ada indikasi bahwa peneliti militer China mulai mengeksplorasi potensinya," tulis para sarjana, Elsa Kania, seorang ahli bahasa China, teknologi pertahanan di Center for a New American Security, dan Wilson VornDick, seorang konsultan masalah China dan mantan perwira Angkatan Laut AS.
“Ilmuwan dan ahli strategi militer China secara konsisten menekankan bahwa bioteknologi dapat menjadi 'komando strategis baru dari Revolusi masa depan dalam Urusan Militer,'” tulis para sarjana, mengutip artikel tahun 2015 di sebuah surat kabar militer.
Seorang jenderal China terkemuka, catat mereka, mengatakan pada 2017 bahwa “bioteknologi modern dan integrasinya dengan informasi, nano (teknologi), dan ranah kognitif, dll.
Akan memiliki pengaruh revolusioner pada senjata dan peralatan, ruang pertempuran, bentuk peperangan, dan teori militer,” Today News Post melaporkan.
(*)
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR