Advertorial

Berkedok Salon Kecantikan, Dua Bersaudara Ini Sembunyikan Kejahatan Besar, Lakukan Transaksi Terlarang Ini Bersama 15 Kaki Tangannya

Tatik Ariyani

Editor

Intisari-Online.com - Dua bersaudara kompak mempelopori sebuah tindak kejahatan besar.

Untuk menyembunyikannya, mereka bahkan sengaja mendirikan salon kecantikan palsu.

Dua bersaudara itu adalahShazia Din, 42, dan Abia Din, 45.

Melansir Daily Star, Sabtu (5/12/2020), mereka mempelopori jaringan besar penjahat untuk membawa heroin, kokain dan amfetamin melintasi South Yorkshire.

Baca Juga: Setahun Hilang Bak Lenyap Ditelan Bumi, Pria Ini Jalan Kaki 400 Km dari Kulon Progo ke Surabaya, Sampai Alami Razia hingga Disuntik, Kok Bisa?

Merekamenjalankan operasi penyelundupan narkoba melalui salon kecantikan.

Namun, kini keduanya telah dipenjara bersama dengan 15 kaki tangannya.

Kejahatan itu mereka lakukan dengan Shazia Din memindahkan heroin dan kokain dari Bury, Greater Manchester, sekitar South Yorkshire bersama saudara perempuannya, Abia Din.

Saudara kandung mafia mencuci ratusan ribu poundsterling melalui salon kecantikan palsu, The Beauty Booth.

Baca Juga: Trump Sudah Lantang Tuduh Virus Corona Dibuat diChina, Peneliti Ini Malah Bikin Geger Dunia Karena Ungkap Covid-19 Lebih Dulu Muncul di Amerika, Ini Buktinya

Mereka melakukan kejahatan bersama dengan mitra Shazia, Peter Wrafter, 57, dan jaringan kurir.

Pasangan ini memperdagangkan narkoba kelas A secara massal di seluruh negeri.

Mereka merekrut pecandu narkoba dan orang-orang yang berutang uang kepada pengedar sebagai kurir.

Tugas kurir-kurir itu adalah membawa narkoba melintasi Greater Manchester dan Yorkshire.

Tetapi kerajaan kriminal mereka berantakan ketika Wrafter berhasil dibekuk polisi.

Bersamanya, polisi menemukan pistol, peluru, uang tunai, dan obat-obatan di mobilnya pada Januari 2019.

Baca Juga: Mensos Juliari Terancam Hukuman Mati Karena Terima Suap Bansos Covid-19 Sebanyak Rp17 Miliar: Begini Urutan Eksekusi Mati di Indonesia, Harus Mati dalam 1 Menit

Saat rumah Wrafter digerebek, polisi menemukan 26 kilogram amfetamin, satu kilo heroin, dan beberapa telepon pembakar terenkripsi.

Setelah penangkapannya, Shazia mengakui putranya Hassan, 21, sebagai gembong geng, sementara putri Wrafter Natalie, 31, mewarisi peran ayahnya.

Jaksa Andrew Ford mengatakan kepada Pengadilan Mahkota Manchester: “Natalie akan mencari obat-obatan golongan A dalam jumlah grosir untuk pasokan selanjutnya di Doncaster, kontak kemudian dibuat dengan Shazia dan North West, kemudian kurir akan disiapkan kadang-kadang dari Manchester dan kadang-kadang dari Doncaster,” MEN melaporkan.

Sebulan setelah Wrafter dipenjara, Shazia Din dan Natalie Wrafter terlihat menukar ribuan pound uang narkoba di tempat parkir Mobil Penjara Doncaster, tepat sebelum mengunjungi Wrafter.

Baca Juga: Mantan Agen dan Pejabat Badan Intelijen Israel Ungkap Betapa Rumitnya Operasi Pembunuhan: Persiapannya Bisa Bertahun-tahun!

Pada Maret 2020, polisi menggerebek sebuah flat di Bury yang digunakan dua bersaudara perempuan itu sebagai "rumah persembunyian" untuk menyiapkan dan mendistribusikan obat-obatan.

Flat itu berisi uang tunai 66.000 poundsterling, satu kilo ganja, timbangan, dan mesin pengemas vakum.

Lebih banyak obat disita di sebuah garasi di Manchester, termasuk 1,5 kilogram heroin, serta timbangan dan mesin press hidrolik untuk menyiapkan obat dalam jumlah besar.

Penyelidikan polisi terhadap geng tersebut menyebabkan 20 penangkapan dan 17 orang dipenjara karena terlibat dalam operasi perdagangan narkoba.

Baca Juga: Masing-masing Kerahkan Pasukan yang Jumlahnya 'Belum Pernah Terjadi Sebelumnya', Kini Inilah Perbandingan Kekuatan Militer China dan India, Siapa Memimpin?

Artikel Terkait